Selasa, 19 April 2011

Permasalahan Kegiatan Belajar Mengajar

PERMASALAHAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Masuk kelas sepertinya tidak ada persiapan untuk proses pembelajaran. Guru tidak siap dengan apa yang akan dilakukan didalam kelas agar siswa dapat belajar, hanya berbekal kemauan dan penguasaan materi tanpa perencanaan strategi apa yang akan dilakukan. Memang materi yang akan disampaikan sudah begitu faham, sebab materi itu telah berulang kali disampaikan kepada siswa dari kelas ke kelas setiap hari dari tahun ke tahun. Anggap saja sudah ada dimemori otak bahkan ada orang berkata sudah diluar kepala. Begitu juga dengan siswanya, sepertinya tidak siap mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari pertama masuk kelas yang terkadang masih banyak yang kesiangan sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan dari awal. Banyak siswa yang tidak langsung buka buku setelah berada ditempat duduk malah ngobrol sambil bermain-main dengan temannya. Pada kegiatan pendahuluan banyak siswa yang tidak memperhatikan guru menyampaikan motivasi berupa pertanyaan-pertanyaan sekitar materi yang akan dipelajari atau menyampaikan tujuan pembelajaran. Banyak siswa yang tidak memiliki buku sumber, sehingga tidak pernah membaca materi yang akan dipelajari. Yang memiliki buku sumberpun jarang belajar dalam hal ini membaca buku sumber dirumahnya.
Pada saat kegiatan inti, guru kebanyakan hanya menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah yang diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan yang jarang dijawab oleh siswa, sehingga terkadang guru menjadi kesal seolah-olah tidak ada perhatian dari siswa dan akhirnya pertanyaan dijawab kembali oleh guru. Padahal memang seharusnya guru sadar bahwa pada saat guru menerangkan(mengajar) sebenarnya banyak siswa yang tidak belajar tapi hanya pura-pura belajar sedangkan pikirannya melayang entah kemana. Bahkan beberapa siswa dengan terang-terangan malah ngobrol dan bermain-main dan siswa tersebut akan diam pura-pura mendengarkan jika telah ada teguran. Kalau sudah seperti itu kejadiannya guru menjadi tidak semangat mengajar lalu proses belajar mengajar menjadi tidak sesuai dengan harapan, dan waktu pembelajaran yang hanya 2 x 40 menit menjadi terasa lama. Kemungkinan besar siswapun ingin pembelajaran cepat selesai karena kegiatan pembelajaran seakan tidak berarti bahkan menyiksa diri. Sebenarnya hampir semua guru merasakan hal ini dan menyadari bahwa semua itu tidak menjadikan proses belajar mengajar dikatakan baik dan berhasil, tapi untuk melakukan perbaikan pembelajaran dirasakan sangat sulit.
Mengapa guru tidak melakukan inovatif dalam pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kooperatif yang banyak modelnya seperti STAD, NHT, Jigsaw dan lain-lain, sehingga siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Peran guru tidak lagi hanya menyampaikan materi pelajaran, tapi membuat strategi bagaimana siswa dapat belajar sehingga pengetahuan tidak hanya didapat dari apa yang disampaikan guru tetapi dibangun oleh siswa sendiri dari apa yang dialami ( pengalaman )sehari-hari. Keaktifan siswa dalam belajar biasanya akan membawa dampak positif pada hasil belajar baik yang berupa kognitif, afektif maupun psikomotorik. Namun mengapa guru tidak melakukan hal itu? Ada beberapa kemungkinan yang menjadi kendala atau hambatan mengapa guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran kooperatif, diantaranya: (1) kurangnya pengetahuan tentang model-model pembelajaran kooperatif, (2) pembelajaran kooperatif membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai seperti buku sumber, alat peraga, charta, multi media dan lain-lain, (3) biaya penggandaan lembar kerja siswa yang cukup besar pada setiap kegiatan.
Untuk mengatasi kendala atau hambatan tersebut tentunya diperlukan beberapa hal yang menyangkut kegiatan pembelajaran kooperatif diantaranya:
1. Semua guru diharuskan mengetahui dan memahami model-model pembelajaran kooperatif dengan mengikuti kegiatan diklat atau MGMP serta mensosialisasikan dalam kegiatan open class.
2. Sekolah menyediakan sarana prasarana untuk kegiatan pembelajaran kooperatif terutama buku sumber yang harus satu orang siswa satu buku sehingga buku bisa dibawa kerumah dan dipelajari (dibaca) dirumah sebelum dibahas pada kegiatan pembelajaran disekolah.
3. Guru dimotivasi untuk membuat lembar kerja siswa pada setiap kegiatan pembelajaran serta dibiayai oleh sekolah untuk menggandakannya dan diberi reward untuk yang melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar