Kamis, 15 Desember 2011

Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUP
Kelangsungan hidup makhluk hidup dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu adaptasi, seleksi alam dan perkembang biakan.
A. Adaptasi yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Makin besar kemampuan beradaptasi, semakin besar kemungkinan bertahan hidup. Secara garis besar adaptasi dibedakan menjadi tiga, yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku.
• Adaptasi morfologi, yaitu adaptasi yang berkaitan dengan bentuk tubuh organ tubuh bagian luar. Misalnya adaptasi morfologi pada paruh burung, pada kaki burung dan pada mulut serangga.
• Adaptasi fisiologi, yaitu adaptasi yang berkaitan dengan fungsi organ tubuh bagian dalam. Misalnya adaptasi terhadap kadar oksigen, adaptasi pada sistem pencernaan dan adaptasi ikan terhadap kadar garam.
• Adaptasi tingkahlaku, yaitu adaptasi berupa perubahan tingkahlaku untuk menyesuaikan dengan lingkungannya. Beberapa contoh adaptasi tingkahlaku, diantaranya mimikri, autotomi, hibernasi, estivasi, adaptasi tingkahlaku pada rayap, adaptasi tingkahlaku pada mamalia air.
1. mimikri, yaitu perubahan warna kulit sesuai dengan warna lingkungannya. Contohnya bunglon.
2. autotomi, yaitu peristiwa memutuskan ekornya yang dilakukan oleh hewan untuk mengelabui musuhnya. Contohnya cecak.
3. hibernasi, yaitu tidur atau istirahat yang dilakukan beberapa hewan selama musim dingin. Contohnya ular.
4. estivasi, yaitu tidur atau istirahat yang dilakukan beberapa hewan atau tumbuhan selama musim panas. Contohnya kelelawar.
Hibernasi dan estivasi, keduanya disebut dormansi. Jadi dormansi merupakan masa istirahat bagi makhluk hidup untuk tetap bertahan hidup pada cuaca yang buruk.
5. adaptasi tingkahlaku pada rayap
Rayap adalah golongan serangga penghancur kayu. Rayap mampu mencerna kayu bukan karena mempunyai enzim yang dapt mencerna kayu, melainkan karena didalam ususnya terdapat hewan flagellata yang mampu mencerna kayu. Hewan flagellata mampu menghasilkan enzim selulose. Secara periodik, rayap mengalami pengelupasan kulit. Pada saat kulit mengelupas, usus bagian belakang ikut terkelupas, sehingga flagellata turut terbawa oleh usus. Untuk mendapatkan kembali flagellata tersebut, rayap biasanya memakan kembali kelupasan kulitnya. Rayap yang baru menetas suka menjilati dubur rayap dewasa untuk mendapatkan flagellata.
6. adaptasi tingkahlaku pada mamalia air
Mamalia air bernafas dengan paru-paru, misalnya paus. Setiap saat paus akan muncul ke permukaan air untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya sampai paru-parunya penuh sekali, yaitu sekitar 3.350 liter. Setelah itu, paus akan menyelam kembali kedalam air. Dengan udara sebanyak itu paus mampu bertahan selama kurang lebih setengah jam didalam air. Pada saat muncul kembali ke permukaan air, hasil oksidasi biologi dihembuskan melalui lubang hidung, seperti pancaran air mancur. Sisa oksidasi ini berupa karbondioksida yang jenuh dengan uap air yang telah mengalami pengembunan (kondensasi).

B. Seleksi Alam
Alam selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh bencana alam, keadaan suhu yang ekstrim, pergantian musim dan sebagainya. Selain dipengaruhi oleh perubahan alam, kehidupan makhluk hidup juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, parasit, pemangsa, wabah penyakit dan sebagainya. Hanya makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan baru yang dapat hidup, sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan diri akan mati. Jadi seleksi alam adalah proses pemilihan atau penyeleksian yang dilakukan oleh alam terhadap makhluk hidup yang dapat beradaptasi karena adanya perubahan-perubahan alam.



Contoh peristiwa seleksi alam keadaan populasi kupu-kupu Biston betularia di Inggris sebelum dan sesudah revolusi industri. Di Inggris ada dua macam Biston betaluria, yaitu kupu-kupu bersayap cerah dan bersayap gelap. Sebelum terjadi revolusi industri, populasi kupu-kupu bersayap cerah lebih besar dari pada kupu-kupu bersayap gelap. Adapun setelah terjadi revolusi industri, populasi kupu-kupu bersayap gelap lebih besar dari pada kupu-kupu bersayap cerah. Mengapa dapat terjadi demikian? Menurut dugaan hal itu dapat terjadi karena pada saat sebelum revolusi industri lingkungan masih cerah, sehingga kupu-kupu bersayap cerah lebih adaptif dari pada kupu-kupu bersayap gelap. Tetapi setelah revolusi industri keadaan lingkungan lebih gelap oleh jelaga. Akibatnya kupu-kupu bersayap cerah tidak adaptif sehingga lebih mudah ditangkap oleh predator.

C. Perkembangbiakan
Perkembangbiakan merupakan salah satu penentu kelangsungan hidup makhluk hidup. Makhluk hidup yang mampu berkembangbiak dengan daya regenerasi yang tinggi maka akan dapat bertahan hidup, sedangkan makhluk hidup yang daya regenerasinya rendah kemungkinan akan punah. Perkembangbiakan adalah proses menghasilkan individu baru. Kemampuan makhluk hidup untuk berkembangbiak dalam waktu tertentu disebut tingkat reproduksi. Tingkat reproduksi organisme berbeda-beda, ada yang tinggi dan ada yang rendah. Organisme yang tingkat reproduksinya rendah cenderung semakin langka, misalnya badak bercula satu, paus biru, dan orang utan. Pada dasarnya ada dua macam perkembangbiakan, yaitu perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan vegetatif. Pada perkembangbiakan secara generatif, terjadinya individu baru diawali oleh pembuahan, yaitu peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Keturunan baru hasil perkembangbiakan secara generatif memiliki sifat yang bervariasi. Perkembangbiakan secara vegetatif adalah peristiwa terjadinya individu baru yang hanya melibatkan satu organisme. Perkembangbiakan secara vegetatif tidak terjadi peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Individu baru hasil perkembangbiakan secara vegetatif memiliki sifat yang sama dengan induknya.

TEKA-TEKI SILANG
Carilah 12 konsep tentang Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup
B X C V S T A D A P T A S I N M H E I K M A
A D S E G B U K L N U K L F Q R C Q F X H N
D X D Q I Y T Q W E R T Y U I O P L K J Q B
A F G A K H O S U T E S D Z B G I U R A W P
K E B Z E S T I V A S I Y X F G J R F Q E E
B G E W M N O X B F S F H C E B B D G Z R R
E H A S O U M I M I K R I V W N V Z F W T K
R N N X L J I C B A D T B W A M G Q L E Y E
C M I E P M D D N Y E S E L E K S I A L A M
U S O D Q I C E H H R U R D Z E T A G S U B
L E L C A K V R T N U N N R E D Y Z E E J A
A T P R Z O F G R O O W A S R F U W L D K N
S Y S F W L D O R M A N S I F V R S L F L G
A I D V S P I B U L L S I Z V B O X A R I B
T Q G T X Q N Y B N B A T A B F K E T G N I
U S R G E S O N G T E S B Q H R O F A B G A
C J U B D X S U W I Q Z O U U Y N V U T O K
G N U Y C E A J D O Z X K K I Z S T J H P A
J K K H R F U M C P A C O L K X R G B N Z N
K U T N F B R I F L A F K I L C E B I U X B
O P Q U V T U K U P Z E L J F V E D O Y C N
P I U J B I S T O N B E T U L A R I A N V M

Kamis, 03 November 2011

Bioteknologi (materi IPA kelas IX)

BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi adalah pemanfaatan prinsif-prinsif ilmiah dengan menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia. Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi meliputi mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia dan enzimologi. Bioteknologi terdiri dari bioteknologi tradisional dan bioteknologi modern. Bioteknologi tradisional/konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula atau bahan makanan seperti tempe, tape, oncom dan kecap. Ciri khas bioteknologi tradisional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim. Pengolahan bahan makanan pada bioteknologi tradisional diantaranya: 1) yoghurt dibuat dari bahan susu yang dipasteurisasi dan diberi mikroorganisme berupa Lactobacillus bulgaricus dan streptococcus thermophillus. 2) Keju, dibuat dari susu yang dipasteurisasi. Dalam pembuatannya menggunakan bakteri asam laktat yaitu Lactobacillus dan streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi memfermentasi laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Sisa fermentasi keju berupa whey masih dapat dimanfaatkan untuk makanan sapi. 3) Mentega, dibuat dengan menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris. Baketri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. 4) Kecap, dibuat secara fermentasi dengan menggunakan jamur Aspergillus oryzae yang dibiakkan pada kulit gandum terlebih dahulu. 5) Tempe, dibuat dari bahan kedelai yang difermentasi dengan menggunakan kapang dari genus Rhizopus, yaitu Rhizopus oligosporus, Rhizopus stolonifer, Rhizopus arrhizus dan Rhizopus oryzae.6) Tape, dibuat dari bahan ketela pohon yang difermentasi dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi dapat menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi zat gula dan alkohol.
Bioteknologi dibidang pertanian diantaranya; penanaman secara hidroponik dan aeroponik. Hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja dengan air. Jadi media tanam untuk tanaman berupa air yang ditambah nutrien sebagai sumber makanan bagi tanaman. Aeroponik adalah pemberdayaan udara. Tapi sebenarnya aeroponik merupakan tipe hidroponik yang disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman.
Bioteknologi modern yaitu bioteknologi yang menggunakan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien. Beberapa penerapan bioteknologi modern sebagai berikut. 1) Rekayasa genetika yaitu merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokkan gen atau rekombinasi DNA. 2) Bioteknologi dibidang kedokteran, misalnya : a) pembuatan anti bodi monoklonal yaitu anti bodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat anti bodi ini diantaranya; untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil, mengikat racun dan menonaktifkannya, mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain. b) Pembuatan vaksin untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari mikroorganisme. Vaksin dibuat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan. c) Pembuatan antibiotika yaitu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada disekitarnya. Antibiotik dapat diperoleh dari jamur atau bakteri. d) Pembuatan hormon dengan menggunakan mikroorganisme tertentu. Beberapa hormon yang telah diproduksi diantaranya: insulin, growth hormon, kortison dan testosteron. 3) Bioteknologi bidang pertanian diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Beberapa penerapan bioteknologi dibidang pertanian diantaranya: a) Pembuatan tumbuhan yang mampu mengikat nitrogen dengan memanfaatkan bakteri Rhizobium yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara. b) Pembuatan tumbuhan tahan lama melalui rekayasa genetika dengan rekombinasi gen dan kultur sel. 4) Bioteknologi dibidang peternakan dengan rekayasa genetika dapat diciptakan hormon pertumbuhan hewan buatan yaitu Bovin Somatotropin Hormon. Dengan hormon ini hewan dapat tumbuh dan menaikkan produksi susu sampai 20%. 5) Bioteknologi bahan bakar masa depan dengan memanfaatkan fermentasi limbah diantaranya gasbio (metana) dan gasahol (alkohol). 6) Bioteknologi pengolahan limbah dengan cara daur ulang. Salah satu contoh proses daur ulang sampah tumbuhan dengan proses pirolis yaitu proses dekomposisi bahan-bahan sampah dengan suhu tinggi pada kondisi tanpa oksigen. Dengan cara ini sampah dapat diubah menjadi arang, gas dan bahan anorganik.

Dampak Penerapan Bioteknologi
Bioteknologi pada awalnya diharapkan dapat menjelaskan berbagai macam persolan dunia seperti, polusi, penyakit, pertanian dan sebagainya. Akan tetapi dalam kenyataannya juga menimbulkan dampak yang membawa kerugian. Beberapa dampak penerapan bioteknologi diantaranya: 1) Dampak terhadap lingkungan berupa pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya dibandingkan pencemaran kimia dan nuklir. Juga perubahan genotipe secara rekayasa genetika yang tidak terjadi sesuai dengan dinamika populasi sehingga tercipta makhluk hidup yang seragam yang bertentangan dengan prinsip keanekaragaman. 2) Dampak terhadap kesehatan dapat terlihat dari penggunaan insulin yang telah mematikan 31 orang di Inggris. Dan susu sapi yang tercemar bahan kimia baru yang dapat membahayakan kesehatan setelah diberi hormon BGH. 3) Dampak di bidang sosial ekonomi, nampak banyak petani kecil yang dirugikan sehingga menimbulkan kesenjangan ekonomi. 4) Dampak terhadap etika. Dengan menyisipkan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap melanggar hukum alam dan sulit diterima masyarakat.
TTS
Carilah 10 konsep tentang bioteknologi pada kolom dibawah ini secara menurun atau mendatar!
A X C V A R G B I O T E K N O L O G I N K O J
S C A S D F H J K L P O I U Y A T R E W Q A Q
P V Z E E R T Y U I K L M N B C B V C X Z S W
E B E D Y E B Q G Z V R Q E R T Y U I O P D E
R Y D Q H R N Z H X B T Z X C O V B N M H F R
G R O W T H H O R M O N R G H B D S A K O G T
I U C T N P M X Y Z V U D Q W A E R T Y I H Y
L H V J O L S C Q X B Y H Z X C U B I A G U U
L N G X H K S V Z C T U B I P I R O L I S K I
U D Y C I J D B Z V Y O N J F L E R I B A L O
S W U Y D U F N Z E T P M J S L J Q D A S M P
O Z J U R T E M X A H Q I Y F U D S A S Q N A
R H I Z O P U S C A R W U G J S H C O K R B S
Y W M N P I G L E F W V D R L B N A B T J V D
Z E K I O G H P U A R Z O U N F J J E R B C F
A Y P M N K P Q I W K X O W T B K I Z X V X G
E N F O I L O W M V E X E H I F D L E J I Z H
D K R E K A Y A S A G E N E T I K A H Q Z Q J
G Y E A N W D E R K O B A Y Q H R B U K O W K
B I B A O Q Q R T S L I A M Z E T R N L P E L
H P U D R C B T Z I R N A G X T W U A R O R M
Q L W E R T Y U I N O P L K J H G F F D S A C
Buatlah Pernyataan atau pertanyaan dari konsep-konsep diatas!

Rabu, 10 Agustus 2011

Sistem reproduksi manusia (materi kls IX smp)

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA
Reproduksi merupakan proses terbentuknya individu baru. Reproduksi bertujuan untuk melestarikan spesies agar tidak punah. Reproduksi pada manusia tergolong reproduksi seksual (generatif) dan tergolong vivifar dengan fertilisasi internal. Ditinjau dari jenis kelaminnya, manusia dapat dibedakan menjadi pria dan wanita dengan organ reproduksi yang berbeda.
1. Organ Reproduksi Pria
a. Testis, berfungsi sebagai tempat pembentukan sel sperma dan hormon testosteron. Testis terdiri atas 2 buah dan tersimpan dalam suatu kantong yang disebut skrotum.
b. Vas defferens, merupakan saluran yang menghubungkan testis dengan kantong sperma (seminal vesikel). Vas defferens berjumlah sepasang. Bagian ujungnya terletak didalam kelenjar prostat.
c. Kantong sperma (seminal vesikel), berfungsi untuk menampung sperma sebelum dikeluarkan dari tubuh seorang pria.
d. Penis. Didalam penis terdapat uretra yang berfungsi sebagai saluran urine dan saluran sperma.

2. Organ Reproduksi Wanita
a. Ovarium, berfungsi menghasilkan sel telur (ovum) serta menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Ovarium terdiri dari 2 buah, terletak di rongga perut tepatnya didaerah kiri dan kanan. Sel telur yang telah masak akan lepas dari ovarium (ovulasi).
b. Oviduk (tuba fallopi), berfungsi menggerakkan ovum kearah rahim dengan gerakan peristaltik. Ujung nya berbentuk corong berjumbai-jumbai (frimbrae). Frimbae berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Pembuahan sel telur oleh sperma terjadi pada oviduk, selanjutnya ovum yang telah dibuahi bergerak ke rahim (uterus).
c. Uterus (Rahim), merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga dilahirkan. Rahim manusia bertipe simpleks, artinya hanya mempunyai satu ruangan. Rahim bagian bawah mengecil dan dinamakan serviks uteri ( leher rahim), sedangkan rahim bagian yang membesar disebut corpus uteri (badan rahim). Dinding rahim terdiri atas tiga lapisan yaitu perimetrium, miometrium dan endometrium. Endometrium menghasilkan banyak pembuluh darah. Lapisan inilah yang mengalami penebalan dan akan mengelupas setiap bulannya, jika tidak ada zigot yang menempel.
d. Vagina, berfungsi sebagai organ persetubuhan dan untuk melahirkan bayi. Organ tersebut mempunyai banyak lipatan sehingga pada saat melahirkan dapat mengembang. Dalam vagina terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan oleh suatu kelenjar yaitu kelenjar bartholini.

Gbr. Organ reproduksi laki-laki Gbr. Organ reproduksi wanita
• Proses reproduksi pada manusia
Organ reproduksi pria menghasilkan spermatozoa melalui proses spermatogenesis. Organ reproduksi wanita menghasilkan ovum melalui proses oogenesis. Jika ovum didalam ovarium telah masak maka ovum akan keluar dari ovarium menuju uterus melalui tuba paloffi. Jika sperma bertemu dengan ovum akan terjadi pembuahan (terbentuk zigot) dan kemudian menempel didinding uterus yang telah menebal. Zigot yang berada didinding rahim ( uterus )akan terus tumbuh dan berkembang menjadi embrio sampai dilahirkan. Didalam uterus embrio mendapatkan makanan dari tubuh induknya melalui plasenta (ari-ari). Embrio didalam uterus dilindungi selaput pembungkus yaitu:
a. Amnion, merupakan selaput yang membatasi ruangan tempat terdapatnya embrio. Dinding amnion mengeluarkan getah berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga embrio agar tetap basah dan menahan goncangan.
b. Korion, merupakan suatu selaput yang berada disebelah luar amnion. Amnion dan alantois akan tumbuh membentok jonjot pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah induknya melalui plasenta.
c. Sakus vitellinus, merupakan pemunculan sel-sel dan pembuluh darah yang pertama terletak diantara amnion dan plasenta.
d. Alantois, berfungsi untuk respirasi, saluran makanan, dan ekskresi. Alantois terletak didalam tali pusat.
Jika setelah ovulasi sel telur (ovum) tidak dibuahi sel sperma, jaringan dinding rahim yang telah menebal dan mengandung pembuluh darah akan rusak dan luruh, kemudian sel telur itu akan busuk dan keluar bersama darah melalui vagina yang disebut menstruasi.
• Kelainan atau penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan atau penyakit pada sistem reproduksi dapat diakibatkan oleh bakteri atau virus melalui hubungan sexual atau jarum suntik. Kelainan atau penyakit itu diantaranya;
a. Sifilis, yaitu penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis antara lain terjadi luka disekitar alat kelamin, rektum, lidah dan bibir, pembengkakkan getah bening pada bagian paha, bercak-bercak diseluruh tubuh, tulang dan sendi terasa nyeri. Penyakit ini dapat diobati dengan penggunaan antibiotik secara cepat dan tepat.
b. Gonore (kencing nanah), yaitu penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda gonore antara lain keluar cairan seperti nanah dari saluran kelamin, rasa panas dan sering kencing, rasa nyeri pada persendian dan dapat menyebabkan kemandulan. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan penggunaan anti biotik secara cepat dan tepat.
c. Herpes Genetalis, Penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus. Tanda-tandanya herpes genetalis antara lain timbulnya rasa gatal atau sakit disekitar alat kelamin dan adanya luka yang terbuka atau lepuhan berair didaerah kelamin. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan menggunakan vaksin yang cepat dan tepat.
d. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrom), merupakan kumpulan gejala penyakit karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immunodeficiency Virus). Penyakit ini belum ada obatnya ( vaksin), sehingga sampai saat ini belum dapat disembuhkan.
TTS
Carilah 22 konsep pada kolom dibawah ini secara mendatar atau menurun!
T E S T I S U H E R P E S G E N E T A L I S
U W D S T E H S G N L B A J X Z V N I K F L
B E A P Y M E N S T R U A S I O P K D N B E
A S P E N I S H K V C K D B E J K N S S A T
P X V R X N H A U K R B E O L U S B N F W E
A C C M G A Z X V U O V U L A S I A H Y B I
L S Q A S L V A Z T V L E R R H F O F Z A U
O C V T R V A G I N A H T U F H I V E X S Y
F C Q O T E S A G R R K J J S J L U W C D T
F V H Z Y S D E O F I P K I A K I M R V F R
I B L O H I E G T K U T E R U S S Q T B G E
S N M A U K F H O K M E I P E O P E Y N H W
F M H W J E F B G O N O R E F N M T U M J Q
Y D I O K L E T J R N A L A N T O I S L K S
U U E R M R R E F I L G L N T B C V I K L D
H I F G B T E I B O A Q S M W V B N O H P V
S K U H A M N I O N E Z P X Q D A O P J OI H
Q L E N I H S A K U S V I T E L L I N U S I

Selasa, 17 Mei 2011

Alat-alat Optik (materi IPA Kelas VIII)

ALAT-ALAT OPTIK

* Alat-alat optic yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari diantaranya ; mata, kamera, lup, mikroskop dan teleskop.

* Bagian-bagian utama pada mata:
a. Kornea berfungsi meneruskan cahaya kedalam bola mata.
b. Iris dan pupil berfungsi mengatur banyak cahaya yang masuk ke mata.
c. Lensa berfungsi membentuk bayangan pada mata.
d. Retina berfungsi sebagai layar untuk menangkap bayangan yang dibentuk lensa.
* Menebal menipisnya lensa mata disebut akomodasi.
* Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata yaitu nyata, terbalik, diperkecil.
* Mata normal atau emetropi memiliki jarak titik dekat berkisar 25-30 cm dan jarak titik jauh tak berhingga.
* Beberapa gangguan penglihatan yang diakibatkan oleh daya akomodasi yang tidak normal yaitu rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi) dan rabun tua (presbiopi).
* Rabun jauh (miopi) artinya tidak dapat melihat benda-benda yang jauh, hal ini disebabkan lensa mata tidak dapat menipis sehingga bayangan jatuh didepan retina. Untuk menolongnya dapat dibantu dengan kaca mata berlensa cekung (negative).
* Rabun dekat (hipermetropi) artinya tidak dapat melihat benda-benda yang dekat, hal ini disebabkan lensa mata tidak dapat menebal sehingga bayangan jatuh dibelakang retina.
Untuk menolongnya dapat dibantu dengan kaca mata berlensa cembung (positif).
* Rabun tua (presbiopi) artinya lensa mata sudah tidak dapat berakomodasi sehingga harus dibantu dengan menggunakan kaca mata berlensa rangkap. Lensa cekung disimpan diatas dan lensa cembung disimpan dibawah.

* Kamera merupakan alat untuk memotret. Alat ini cara kerjanya hampir sama dengan mata.
* Bagian-bagian utama pada kamera:
a. Lensa cembung berfungsi membentuk bayangan pada kamera.
b. Shutter dan diafragma mengatur banyaknya cahaya yang masuk kedalam kamera.
c. Negatif film (klise) berfungsi sebagai layar untuk menangkap bayangan yang dibentuk lensa.
* Bayangan yang dibentuk oleh lensa kamera yaitu nyata, terbalik, diperkecil.
* Lup adalah alat untuk melihat benda-benda yang kecil agar terlihat lebih besar. Lup terbuat dari sebuah lensa cembung.
* Bayangan yang dibentuk oleh lup harus maya, tegak, diperbesar. Untuk itu benda yang akan dilihat harus diletakkan diantara titik optic dan titik focus lensa.

* Mikroskop adalah alat untuk melihat benda yang sangat kecil. Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung yaitu :
a. Lensa objektif yang menghadap ke benda yang akan diamati.
b. Lensa okuler yang menghadap ke mata si pengamat.
* Jarak focus lensa objektif lebih kecil dari jarak focus lensa okuler.
* Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif adalah nyata, terbalik, diperbesar.
* Bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler adalah maya, tegak, diperbesar.

* Teleskop atau teropong adalah alat untuk melihat benda yang jauh agar terlihat dekat dan jelas.
* Ada beberapa macam teleskop diantaranya:
a. Teropong bintang yaitu untuk melihat benda-benda angkasa. Teropong ini terdiri dari dua lensa cembung. Lensa yang menghadap ke angkasa disebut lensa objektif sedangkan yang menghadap ke mata disebut lensa okuler.
b. Teropong bumi yaitu untuk melihat benda-benda yang jauh diatas permukaan bumi. Teropong ini terdiri dari tiga buah lensa. Pertama lensa yang menghadap ke benda (objektif), kedua lensa ditengah sebagai pembalik bayangan pertama (pembalik) dan yang ketiga lensa yang menghadap ke mata (okuler). Teropong bumi yang sekarang banyak mempergunakan prisma sebagai pengganti dari lensa pembalik.
c. Periskop yaitu teropong yang dipasang pada anjungan kapal selam. Kegunaannya untuk melihat benda-benda diatas permukaan laut sewaktu kapal selam sedang berada dibawah permukaan air. Periskop disusun oleh sebuah lensa cembung objektif, dua buah prisma siku-siku sama kaki, dan sebuah lensa cembung okuler.

Selasa, 19 April 2011

Permasalahan Kegiatan Belajar Mengajar

PERMASALAHAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Masuk kelas sepertinya tidak ada persiapan untuk proses pembelajaran. Guru tidak siap dengan apa yang akan dilakukan didalam kelas agar siswa dapat belajar, hanya berbekal kemauan dan penguasaan materi tanpa perencanaan strategi apa yang akan dilakukan. Memang materi yang akan disampaikan sudah begitu faham, sebab materi itu telah berulang kali disampaikan kepada siswa dari kelas ke kelas setiap hari dari tahun ke tahun. Anggap saja sudah ada dimemori otak bahkan ada orang berkata sudah diluar kepala. Begitu juga dengan siswanya, sepertinya tidak siap mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari pertama masuk kelas yang terkadang masih banyak yang kesiangan sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan dari awal. Banyak siswa yang tidak langsung buka buku setelah berada ditempat duduk malah ngobrol sambil bermain-main dengan temannya. Pada kegiatan pendahuluan banyak siswa yang tidak memperhatikan guru menyampaikan motivasi berupa pertanyaan-pertanyaan sekitar materi yang akan dipelajari atau menyampaikan tujuan pembelajaran. Banyak siswa yang tidak memiliki buku sumber, sehingga tidak pernah membaca materi yang akan dipelajari. Yang memiliki buku sumberpun jarang belajar dalam hal ini membaca buku sumber dirumahnya.
Pada saat kegiatan inti, guru kebanyakan hanya menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah yang diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan yang jarang dijawab oleh siswa, sehingga terkadang guru menjadi kesal seolah-olah tidak ada perhatian dari siswa dan akhirnya pertanyaan dijawab kembali oleh guru. Padahal memang seharusnya guru sadar bahwa pada saat guru menerangkan(mengajar) sebenarnya banyak siswa yang tidak belajar tapi hanya pura-pura belajar sedangkan pikirannya melayang entah kemana. Bahkan beberapa siswa dengan terang-terangan malah ngobrol dan bermain-main dan siswa tersebut akan diam pura-pura mendengarkan jika telah ada teguran. Kalau sudah seperti itu kejadiannya guru menjadi tidak semangat mengajar lalu proses belajar mengajar menjadi tidak sesuai dengan harapan, dan waktu pembelajaran yang hanya 2 x 40 menit menjadi terasa lama. Kemungkinan besar siswapun ingin pembelajaran cepat selesai karena kegiatan pembelajaran seakan tidak berarti bahkan menyiksa diri. Sebenarnya hampir semua guru merasakan hal ini dan menyadari bahwa semua itu tidak menjadikan proses belajar mengajar dikatakan baik dan berhasil, tapi untuk melakukan perbaikan pembelajaran dirasakan sangat sulit.
Mengapa guru tidak melakukan inovatif dalam pembelajaran dengan melakukan pembelajaran kooperatif yang banyak modelnya seperti STAD, NHT, Jigsaw dan lain-lain, sehingga siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Peran guru tidak lagi hanya menyampaikan materi pelajaran, tapi membuat strategi bagaimana siswa dapat belajar sehingga pengetahuan tidak hanya didapat dari apa yang disampaikan guru tetapi dibangun oleh siswa sendiri dari apa yang dialami ( pengalaman )sehari-hari. Keaktifan siswa dalam belajar biasanya akan membawa dampak positif pada hasil belajar baik yang berupa kognitif, afektif maupun psikomotorik. Namun mengapa guru tidak melakukan hal itu? Ada beberapa kemungkinan yang menjadi kendala atau hambatan mengapa guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran kooperatif, diantaranya: (1) kurangnya pengetahuan tentang model-model pembelajaran kooperatif, (2) pembelajaran kooperatif membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai seperti buku sumber, alat peraga, charta, multi media dan lain-lain, (3) biaya penggandaan lembar kerja siswa yang cukup besar pada setiap kegiatan.
Untuk mengatasi kendala atau hambatan tersebut tentunya diperlukan beberapa hal yang menyangkut kegiatan pembelajaran kooperatif diantaranya:
1. Semua guru diharuskan mengetahui dan memahami model-model pembelajaran kooperatif dengan mengikuti kegiatan diklat atau MGMP serta mensosialisasikan dalam kegiatan open class.
2. Sekolah menyediakan sarana prasarana untuk kegiatan pembelajaran kooperatif terutama buku sumber yang harus satu orang siswa satu buku sehingga buku bisa dibawa kerumah dan dipelajari (dibaca) dirumah sebelum dibahas pada kegiatan pembelajaran disekolah.
3. Guru dimotivasi untuk membuat lembar kerja siswa pada setiap kegiatan pembelajaran serta dibiayai oleh sekolah untuk menggandakannya dan diberi reward untuk yang melakukannya.

Selasa, 12 April 2011

Sistem Pencernaan Manusia

Wacana
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN MANUSIA

Sistem pencernaan makanan manusia terdiri atas system pencernaan mekanik dan kimiawi. Sistem pencernaan mekanik dilakukan oleh saluran pencernaan yang meliputi rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus dan usus besar, sedangkan system pencernaan kimiawi dilakukan oleh kelenjar pencernaan yang terdiri dari kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar hati, kelenjar pankreas dan kelenjar usus. Didalam rongga mulut terdapat gigi dan lidah yang melakukan pencernaan secara mekanik dengan cara mengunyah sehingga menjadi lembut.Selain itu didalam rongga mulut terdapat kelenjar ludah yang mengandung enzim ptyalin bekerja secara kimiawi. Setelah dicerna oleh mulut kemudian makanan melalui kerongkongan dimasukkan kedalam lambung yang terdiri dari tiga bagian yaitu kardiak, fundus dan pylorus. Makanan dicerna secara mekanik dengan cara diremas-remas dengan gerakan peristaltic. Pada lambung terdapat kelenjar lambung yang melakukan pencernaan kimiawi dengan menghasilkan enzim pepsin, renin dan asam klorida. Setelah makanan halus kemudian disalurkan ke usus halus. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, jejunum dan ileum. Pada duodenum bermuara dua saluran yang berasal dari kelenjar empedu dan kelenjar pancreas. Kelenjar empedu mengeluarkan cairan empedu (bilus) yang dihasilkan oleh hati. Sedangkan kelenjar pancreas menghasilkan enzim amylase, tripsin dan lipase. Sisa makanan yang tidak dapat diserap oleh dinding usus halus selanjutnya masuk kedalam usus besar. Usus besar terdiri dari usus tebal(kolon) dan poros usus (rectum). Fungsi utama dari usus tebal yaitu untuk mengatur kadar air sisa makanan. Dalam usus tebal terdapat banyak bakteri pembusuk yang bekerja membusukkan sisa makanan, diantaranya bakteri Escherichia coli. Setelah membusuk menjadi feses, sisa makanan kemudian masuk kedalam poros usus dan bermuara pada anus.

Selasa, 05 April 2011

Proposal PTK IPA kelas VII

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Proses belajar mengajar adalah dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya dalam pembelajaran. Proses belajar bertolak kepada apa yang dilakukan siswa, sedangkan proses mengajar bertolak pada apa yang dilakukan oleh guru. Dua proses tersebut menciptakan hubungan timbal balik antara guru dan siswa pada saat kegiatan pembelajaran di kelas.
Untuk mencapai keberhasilan interaksi antara guru dengan siswa, tergantung pada proses komunikasi yang terjadi antara guru dengan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar. Ada tiga pola komunikasi dalam proses interaksi guru dan siswa. Pertama yaitu komunikasi yang langsung satu arah, komunikasi ini menempatkan guru sebagai pihak aktif dan siswa sebagai pihak pasif. Ke dua yaitu komunikasi dua arah, komunikasi ini menempatkan guru dan siswa sebagai pihak aktif sekaligus sebagai pihak pasif. Pola yang terakhir adalah komunikasi banyak arah, yang menciptakan komunikasi antara guru dengan siswa, juga antara siswa dengan siswa. Dari ketiga proses interaksi tersebut yang paling banyak dilakukan adalah komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah, padahal yang terbaik adalah komunikasi banyak arah.
Berdasarkan studi kasus yang terjadi di kelas VII.D SMP Negeri 1 Nanggung Kabupaten Bogor, dapat diidentifikasi permasalahan yang terkait dengan proses belajar mengajar, antara lain : (1) Guru sebagai narasumber yang aktif, sehingga siswa hanya mendengarkan penjelasan guru (pasif), (2) Siswa kurang termotivasi dan cenderung bermain-main pada proses pembelajaran berlangsung, (3) kurangnya peran guru dalam menciptakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, dan (4) hasil belajar kurang baik, ketuntasan belajar klasikal hanya 51 %.
Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan proses belajar mengajar dengan menggunakan alternatif kegiatan pembelajaran kooperatif yaitu dengan model pembelajaran number head together (NHT). Numbered Head Together adalah pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran kooperatif dengan pendekatan ini menurut Ibrahim, dkk (2000: 28) ada 4 langkah yaitu: penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab. Dengan model pembelajaran number head together diharapkan siswa lebih aktif belajar, menyenangkan, sehingga hasil yang diharapkan dari proses kegiatan belajar mengajar dapat meningkat.

1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA Biologi siswa kelas VII.D SMP Negeri 1 Nanggung Kabupaten Bogor?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Dalam penelitian ini dikembangkan skenario pembelajaran untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dengan pembentukan kelompok dalam kegiatan pembelajaran IPA dengan topik dan karakteristik yang sesuai dengan pendekatan tersebut. Pembelajaran kooperatif tipe NHT akan diterapkan melalui penelitian tindakan kelas dari Kurt Lewin (Dr. Sri Rahayu Pudjiastuti, M.Pd, 2006) yang terdiri atas beberapa siklus, setiap siklus terdiri atas empat langkah yaitu : (1) Perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).
Spencer Kagan mengemukakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif teknik NHT akan meningkatkan kebermaknaan dan kreativitas siswa dalam belajar. Dalam penelitian ini pengembangan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe NHT. Implementasi pendekatan keterampilan dilakukan melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua atau tiga siklus dengan tahapan-tahapan tiap siklus yang meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dengan skenario pembelajaran diskusi, pemecahan masalah dan penguasaan materi dipecahkan bersama dalam kelompok siswa. Dengan demikian pembelajaran ini akan mengantar siswa untuk membangun dan mengembangkan pengetahuannya dalam bernalar dan berfikir secara logika, guru tidak lagi menjadi pusat tetapi menjadi fasilitator dan mediator dalam pembelajaran. Dengan demikian, kualitas pembelajaran yang meliputi kualitas proses dan kualitas hasil belajar akan lebih meningkat.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalan penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh data dan informasi tentang pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII.D SMP Negeri 1 Nanggung Kabupaten Bogor
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas VII.D melalui Model pembelajaran kooperatif tipe NHT
3. Untuk mengetahui minat belajar siswa kelas VII.D dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan Model pembalajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran IPA.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat berupa:
1. Dengan ditemukannya skenario model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat membantu siswa dalam mengemukakan pendapatnya.
3. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan guru tentang pelaksanaan kaji tindak dan sebagai bahan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran.
4. Memberikan pengalaman kepada kepala sekolah dalam mengkaji permasalahan–permasalahan pembelajaran di sekolah.
5. Memungkinkan untuk diterapkan pada mata pelajaran lainnya.
6. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti berikutnya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
a) Pembentukan kelompok;
b) Diskusi masalah;
c) Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2. Memperbaiki kehadiran
3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5. Konflik antara pribadi berkurang
6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8. Hasil belajar lebih tinggi
2.2 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. ( Nana Sudjana 2005)
Menurut Woordworth (dalam Daryanto 2007), hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai. Bloom merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi domain (ranah) kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. (Winkel dalam Nana Sudjana 2005).
Dalam ranah kognitif , hasil belajar tersusun dalam enam tingkatan. Enam tingkatan tersebut ialah, (1) Pengetahuan atau ingatan, (2) Pemahaman,(3) Penerapan, (4) Sintesis, (5) Analisis dan (6) Evaluasi.
Adapun ranah psikomotorik terdiri dari lima tingkatan yaitu, 1) Peniruan (menirukan gerak), 2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak), 3) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar), 4) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar), 5) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar).
Sedangkan ranah afektif terdiri dari lima tingkatan yaitu, 1) Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu), 2) Merespon (aktif berpartisipasi), 3) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu), 4) Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercaya) dan 5) Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup).
Menurut Nurkancana bahwa “hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai seseorang dalam kegiatan belajar selama kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai”. Sedangkan Daryanto menyatakan bahwa: “hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”.
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

2.3 Kompetensi Dasar Keanekaragaman Makhluk Hidup
Pada silabus IPA kelas VII tertera Standar Kompetensi 6 memahami keanekaragaman makhluk hidup. Pada SK ini diharapkan siswa dapat: a) mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup, b) mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki, c) mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai tingkat sel sampai organisme.
Beberapa kegiatan yang dapat mengarahkan siswa dalam pencapai tujuan diatas yaitu dengan melakukan pengamatan dan diskusi kelompok, didukung dengan buku sumber yang harus dimiliki oleh setiap siswa serta media lainnya yang ada di sekolah.
2.4 Kerangka Berfikir
Model Pembelajaran NHT diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII.D tentang konsep Keanekaragaman Makhluk Hidup. Alur Penelitian Tindakan Kelas ini adalah melaksanakan perencanaan penelitian dengan berdiskusi dengan teman sejawat/guru IPA, membuat RPP, membuat LKS, menentukan observer dalam penelitian ini adalah rekan sesama guru IPA, mengkonsultasikan ulang LKS, instrument observasi kepada pemandu. Langkah penelitian selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model NHT yang dipadu dengan metode pengamatan dan diskusi. Pengamatan dan diskusi dilakukan oleh siswa secara kelompok dipandu dengan LKS yang telah dipersiapkan. Berdasarkan hasil observasi selama pelaksanaan penelitian dibuatlah refleksi tentang keberhasilan guru, kendala-kendala yang dihadapai, hal ini digunakan untuk menentukan langkah proses peningkatan pembelajaran pada siklus berikutnya. Langkah-langkah di atas dilaksanakan hingga penelitian ini menunjukkan tanda keberhasilan seperti pada indikator keberhasilan.
2.5 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian-uraian pada kajian teori dan kerangka berfikir di atas maka dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII.D SMP Negeri 1 Nanggung Kabupaten Bogor pada konsep Keanekaragaman Makhluk Hidup”.














BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
SMP Negeri 1 Nanggung Kabupaten Bogor berada diatas bukit yang udaranya sejuk, jauh dari keramaian kota yang bising sehingga cocok untuk lingkungan belajar. Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VII D. Jumlah siswanya adalah 37 siswa dengan perincian laki-laki 23 orang dan perempuan 14 orang.
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini di SMP Negeri 1 Nanggung Kabupaten Bogor yang beralamat di Jln. Pasir sari Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, khususnya siswa Kelas VII D .Tahap persiapan penelitian ini dimulai Bulan Pebruari 2011, sedangkan waktu penelitian adalah dilaksanakan pada mulai Minggu IV Bulan Februari hingga Minggu I Maret 2011, sedangkan tahap pelaporan sampai Minggu ke III bulan Maret.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Persiapan :
* Mengidentrifikasi faktor-faktor hambatan pada pembelajaran IPA biologi dan merumuskan alternatif tindakan.
* Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
* Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)
* Menyusun soal dan lembar observasi sebagai instrumen
* Menetapkan cara pelaksanaan refleksi
3.3.2 Pelaksanaan:
 Membentuk kelompok
 Membagikan LKS dan menjelaskan cara pengisiannya
 Setiap kelompok berdiskusi sampai seluruh anggotanya mengerti
 Memanggil nomor anggota untuk memberikan jawaban
 Memberikan penghargaan bagi kelompok yang berprestasi
 Membimbing siswa membuat kesimpulan sambil memperkuat konsep.
 Memberikan tugas (PR) membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

3.3.3 Observasi dan Evaluasi (test)
Dengan menggunakan soal (kuis) dan lembar observasi sebagai instrument penelitian pada setiap siklus.
 Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model belajar
 Memantau diskusi siswa dalam pengisian LKS
 Mengamati proses transfer kelompok
 Mengamati pemahaman masing-masing anak

3.3.4 Analisis dan Refleksi
Data yang diperoleh dianalisa pada setiap siklus. Hasil analisa data dijadikan bahan refleksi untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Refleksi dilakukan oleh pelaku tindakan bersama observer. Jika hasil refleksi siklus pertama belum sesuai dengan hasil belajar, maka akan diadakan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya, jika hasil refleksi dari siklus pertama sudah sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan, maka akan tetap dilaksanakan pembelajaran siklus berikutnya sebagai penguatan.
Pada siklus kedua dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus pertama tapi didahului dengan perencanaan ulang untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan pada pembelajaran siklus pertama. Pada akhir siklus kedua diharapkan kemandirian siswa dalam belajar menjadi lebih tinggi dan peranan guru mengarah ke mediator dalam proses belajar mengajar.
3.4 Teknik Analisa Data
Data yang terkumpul dari hasil lembar observasi terstruktur ,catatan anekdot,dan catatan harian peneliti di analisis dengan teknik deskriptif kualitatif, dengan melukiskan dan memaparkan secara detail varibael-variabel yang satu dengan variabel lainnya. Data yang terkumpul dari hasil tes dianalisis dengan membandingkan nilai rerata hasil tes akhir pembelajaran siklus I dan siklus II. Data yang terkumpul dari hasil observasi pada siswa dianalisis secara deskriftif kualitatif untuk mengetahui tanggapan siswa tentang kelemahan-kelemahan dan hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pendekatan model pembelajaran NHT.
3.5 Indikator Keberhasilan Tindakan
Mengacu kriteria ketuntasan belajar siswa dalam Kurikulum 2006 (KTSP), siswa dikatakan tuntas jika telah mencapai KKM . Maka dalam penelitian ini, kriterianya adalah siswa dikatakan tuntas jika nilai hasil evaluasi (post tes)nya ≥ 60 dan seluruh siswa kelas VII.D dikatakan tuntas bila rata-rata nilai hasil evaluasinya diatas 75% siswa telah mencapai ketuntasan.

3.6 Jadwal Penelitian
Tabel 1: Rencana jadwal kegiatan penelitian
No JENIS KEGIATAN Minggu ke
1 Persiapan Februari Maret
Menyusun konsep pelaksanaan 2
Menyepakati jadwal dan tugas 2
Penyusunan Instrumen observasi, angket dan tes hasil belajar 3
2 Pelaksanaan 4
Menyiapkan kelas dan alat 4
Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus I 4
Analisis refleksi siklus I 4
Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 2 1
Analisis refleksi siklus 2 1
Analisis data hasil penelitian 1
3 Penulisan laporan penelitian 2
Seminar hasil penelitian 3
Penyerahan laporan penelitian 3

Selasa, 08 Maret 2011

RPP dan LKS klasifikasi makhluk hidup dan organisasi kehidupan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Sekolah : SMPN 1 Nanggung
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 2 X 40 menit

A. Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

B. Kompetensi Dasar : 6.2. Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri
Yang dimilikinya

C. Indikator : 6.2.3 Mengklasifikasi beberapa makhluk hidup berdasarkan ciri yang diamati
6.2.4 Membuat perbandingan ciri-ciri khusus tiap kingdom dalam sistem 5 kingdom

D. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:

1. Mengklasifikasikan beberapa makhluk hidup berdasarkan ciri- ciri yang diamati
2. Menyebutkan ciri-ciri khusus tiap kingdom dalam sistem 5 kingdom
3. Menyebutkan beberapa contoh makhluk hidup yang termasuk pada tiap-tiap kingdom dalam sistem 5 kingdom.

E. Materi Pembelajaran : Klasifikasi makhluk hidup

F. Model dan Metode : Model Number Head Together
Pembelajaran Metode
- Diskusi kelompok


G. Langkah-langkah Kegiatan

a. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi
Apa yang dijadikan dasar klasifikasi makhluk hidup?

• Motivasi
Ada berapa kelompok makhluk hidup yang kalian ketahui?Coba sebutkan!

* Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan Inti
 Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang perkelompok
 Guru membagikan LKS dan menjelaskan cara pengerjaannya
 Siswa melakukan pengisian lembar kerja dan mendiskusikannya
 Guru memanggil salah satu nomor dan masing-masing siswa pada tiap kelompok yang memiliki nomor sama mengacungkan tangan dan mempersiapkan jawaban
 Guru memberikan penguatan konsep pada hasil jawaban siswa
 Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang kinerjanya terbaik

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian
 memberikan tugas rumah untuk pertemuan selanjutnya.

H. Sumber Belajar

a. Buku Paket IPA SMP Kelas VII Wasis
b. LKS
c. Kartu Binatang dan Tumbuhan

I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
• Tes tertulis

2. Bentuk Instrumen
• Tes Pilihan Ganda

3. Instrumen

Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Pengelompokkan tumbuhan menjadi xerofit dan tumbuhan hidrofit berdasarkan.......................
a. lingkungan tempat hidup c. cara hidup
b. kegunaan d. kekerabatan

2. Untuk dapat menggunakan kunci determinasi, kita harus mengetahui ......................................
a. lingkungan hidup c. cara hidup
b. ciri bagian tubuh d. cara berkembang biak

3. Perhatikan gambar hewan dibawah ini!


(1) (2) (3) (4)

Diantara hewan-hewan tersebut yang paling dekat kekerabatannya adalah hewan nomor............................................................
a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4

4. Ciri khas kingdom monera yaitu selnya bersifat .............................................................
a. prokariotik b.eukariotik c. multiseluler d. autropik

5. Salah satu ciri khas dari kingdom jamur (fungi) yaitu...................................................
a. mempunyai klorofil c. membuat makanan sendiri
b. tersusun atas benang-benang hifa d. berkembang biak dengan tunas

6. Mempunyai klorofil, eukariotik, selnya berdinding dari selulosa. Hal tersebut merupakan ciri dari kingdom...................................................
a. Monera b. Protista c. Plantae d. animal

7. Makhluk hidup yang termasuk pada kingdom protista yaitu........................................
a. Bakteri dan Ganggang Hijau-Biru c. Atracheophyta dan Tracheophyta
b. Mollusca dan Reptilia d. Protozoa dan Alga

8. Jamur yang digunakan untuk membuat tempe dari kedelai yaitu................................
a. Rhizobium radicicola c. Rhizopus stolonifer
b. Saccharomyces cerevisiae d. Volvariella volvacea

9. Berdasarkan alat perkembang biakannya, tumbuhan berpembuluh dapat dikelompokkan menjadi...............................................
a. Tumbuhan lumut dan paku c. Tumbuhan paku dan berbiji
b. Tumbuhan lumut dan berbiji d. Tumbuhan paku dan jamur
10. Kadal dan buaya termasuk hewan bertulang belakang dan termasuk kelas................
a. pisces b. ampibia c. reptilia d. mamalia

* Kunci Jawaban:
1. A
2. B
3. D
4. A
5. B
6. C
7. D
8. C
9. B
10. C

• Pedoman Penilaian:

Score diperoleh
Nilai = x 100
Score maximal


Mengetahui, Nanggung, Pebruari 2011
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran




Hj.Nurmiyati,S.Pd Ishak Prihatna, S.Pd
NIP. 195202051977032001 NIP.196310091984031004
LEMBAR KERJA SISWA
Tujuan : Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki.

Diskusi:
A. Baca dan pelajari buku paket IPA hal 202 s.d 203, kemudian isi tabel dibawah ini dengan mengidentifikasi gambar hewan yang tersedia dengan menggunakan kunci determinasi.


(1) (2) (3)


(4) (5) (6)


(7) (8) (9)






(10)

Tabel Hasil Determinasi
No Nama Hewan Nomor Kunci
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Manakah hewan yang memiliki kekerabatan paling dekat atau hewan-hewan yang berada dalam satu kelas?..................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
B. Baca dan pelajari buku paket IPA hal 195 s.d 201, kemudian diskusikan pernyataan dan pertanyaan dibawah ini!
1. Ciri khas kingdom monera yaitu selnya tidak memiliki membran inti sehingga disebut..........................................................
2. Kingdom monera meliputi berbagai jenis ................................................... dan .......................................................................
3. Ciri khas kingdom protista yaitu selnya diselubungi membran dan memiliki inti sel sehingga disebut .................................................
4. Makhluk hidup yang termasuk kingdom protista yaitu ................................ dan .....................................................
5. Ciri khas kingdom fungi (jamur) diantaranya:
~ .......................................................................
~........................................................................
~........................................................................
~........................................................................
~........................................................................
~........................................................................
6. Jamur yang digunakan untuk membuat tempe dari kedelai yaitu........................
Sedangkan jamur yang enak dimakan dan dikenal dengan sebutan jamur merang yaitu .......................................................
7. Ciri khas kingdom plantae diantaranya:
~..........................................................................................
~..........................................................................................
~..........................................................................................
~..........................................................................................
~..........................................................................................
8. Plantae dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu Atracheophyta dan Tracheophyta. Tracheophyta atau tumbuhan berpembuluh dikelompokkan menjadi ........................................................ dan .............................................
9. Ciri khas kingdom animalia diantaranya:
~..............................................................................
~..............................................................................
~..............................................................................
~..............................................................................
10. Kingdom animalia dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu Avertebrata dan Vertebrata. Vertebrata atau hewan bertulang belakang dibagi menjadi 5 (lima) kelas yaitu: (1)........................................... (2)..................................................... (3)........................................ (4)...................................... (5)................................

Kelompok.....................................................
Nama Anggota :
......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................
Tes Akhir Pembelajaran

Pilihlah jawaban yang paling tepat! Nama Siswa:...............................................................
1. Pengelompokkan tumbuhan menjadi xerofit dan tumbuhan hidrofit berdasarkan.......................
a. lingkungan tempat hidup c. cara hidup
b. kegunaan d. kekerabatan

2. Untuk dapat menggunakan kunci determinasi, kita harus mengetahui ......................................
a. lingkungan hidup c. cara hidup
b. ciri bagian tubuh d. cara berkembang biak

3. Perhatikan gambar hewan dibawah ini!


(1) (2) (3) (4)

Diantara hewan-hewan tersebut yang paling dekat kekerabatannya adalah hewan nomor............................................................
a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4

4. Ciri khas kingdom monera yaitu selnya bersifat .............................................................
a. prokariotik b.eukariotik c. multiseluler d. autropik

5. Salah satu ciri khas dari kingdom jamur (fungi) yaitu...................................................
a. mempunyai klorofil c. membuat makanan sendiri
b. tersusun atas benang-benang hifa d. berkembang biak dengan tunas

6. Mempunyai klorofil, eukariotik, selnya berdinding dari selulosa. Hal tersebut merupakan ciri dari kingdom...................................................
a. Monera b. Protista c. Plantae d. animal

7. Makhluk hidup yang termasuk pada kingdom protista yaitu........................................
a. Bakteri dan Ganggang Hijau-Biru c. Atracheophyta dan Tracheophyta
b. Mollusca dan Reptilia d. Protozoa dan Alga

8. Jamur yang digunakan untuk membuat tempe dari kedelai yaitu................................
a . Rhizobium radicicola c. Rhizopus stolonifer
b. Saccharomyces cerevisiae d. Volvariella volvacea

9. Berdasarkan alat perkembang biakannya, tumbuhan berpembuluh dapat dikelompokkan menjadi...............................................
a. Tumbuhan lumut dan paku c. Tumbuhan paku dan berbiji
b. Tumbuhan lumut dan berbiji d. Tumbuhan paku dan jamur

10. Kadal dan buaya termasuk hewan bertulang belakang dan termasuk kelas................
a. pisces b. ampibia c. reptilia d. mamalia
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Sekolah : SMPN 1 Nanggung
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 2 X 40 menit

A. Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

B. Kompetensi Dasar : 6.3. Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme.

C. Indikator : 6.3.1. Mendeskripsikan keragaman tingkat sel berdasarkan hasil pengamatan gambar sel.

D. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Menyebutkan urutan organisasi kehidupan pada tubuh makhluk hidup
2. Menunjukkan bagian-bagian dari sel
3. Menyebutkan beberapa perbedaan bagian-bagian pada sel hewan dan sel tumbuhan
4. Menjelaskan fungsi dari bagian-bagian sel

E. Materi Pembelajaran : Organisasi Kehidupan

F. Model dan Metode : Model Number Head Together
Pembelajaran Metode
- Pengamatan
- Diskusi kelompok


G. Langkah-langkah Kegiatan

a. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi
Sebutkan sistem 5 kingdom yang telah kamu pelajari!

• Motivasi
Pernahkah kalian mendengar kata sel? Apa yang dimaksud dengan sel pada makhluk hidup?

* Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan Inti
 Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang perkelompok
 Guru membagikan LKS dan menjelaskan cara pengerjaannya
 Siswa melakukan pengamatan gambar sel hewan dan tumbuhan
 Siswa melakukan pengisian lembar kerja dan mendiskusikannya
 Guru memanggil salah satu nomor dan masing-masing siswa pada tiap kelompok yang memiliki nomor sama mengacungkan tangan dan mempersiapkan jawaban
 Guru memberikan penguatan konsep pada hasil jawaban siswa
 Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang kinerjanya terbaik

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian
 memberikan tugas rumah untuk pertemuan selanjutnya.

H. Sumber Belajar

a. Buku Paket IPA SMP Kelas VII Wasis dan Sugeng Yuli Irianto
b. Buku IPA yang relevan
c. LKS

I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
*Tes tertulis

2. Bentuk Instrumen
*Tes isian
*Tes Pilihan Ganda

3. Instrumen

A. Isilah titik-titik pada gambar sel dibawah ini!















B. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Urutan organisasi kehidupan pada tubuh makhluk hidup dari yang terendah sampai
tertinggi ialah...........................................
a. Sel-organ-jaringan-sistem organ- tubuh
b. Tubuh-organ-sistem organ-sel-jaringan
c. Sel-jaringan-organ-sistem organ-tubuh
d. Tubuh-sistem organ-sel-organ-jaringan

2. Bagian dari sel tumbuhan yang tidak dimiliki oleh sel hewan yaitu........................
a. Sitoplasma dan lisosome c. vakuola dan ribosom
b. Dinding sel dan kloroplas d. membran sel dan badan golgi

3. Bagian dari sel yang berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel untuk menghasilkan energi yaitu...........................................
a. vakuola b. lisosom c. ribosom d. mitokondria

4. Perhatikan pernyataan dibawah ini!
1. Kata sel berasal dari bahasa latin celluler yang berarti bilik besar
2. Protoplasma dibedakan atas nukleoplasma dan sitoplasma
3. Vakuola pada tumbuhan ukurannya besar,sedangkan pada hewan kecil
4. Badan golgi berfungsi untuk fotosintesis
Dari pernyataan diatas yang benar adalah..................................................
a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4

5. Organela yang mengandung pigmen warna tertentu, biasanya hanya terdapat pada sel tumbuhan adalah.....................................
a. plastida b. ribosom c. lisosom d. vakuola

* Kunci Jawaban: score 1
A. 1. Nucleus (inti sel)
2. Lisosome
3. Dinding sel
4. Vakuola
5. Kloroplas
B. 1. C
2. B
3. D
4. C
5. A

• Pedoman Penilaian:

Score diperoleh
Nilai = x 100
Score maximal


Mengetahui, Nanggung, Pebruari 2011
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran




Hj.Nurmiyati,S.Pd Ishak Prihatna, S.Pd
NIP. 195202051977032001 NIP.196310091984031004



LEMBAR KERJA SISWA

Tujuan: Mendeskripsikan keragaman tingkat sel berdasarkan pengamatan gambar sel.

a. Pengamatan
Amati gambar sel hewan dan sel tumbuhan dibawah ini, kemudian berikan nama bagian-bagian dari sel nya.
Gambar. Sel Hewan


Gambar . Sel Tumbuhan


b. Diskusi
1. Dari hasil pengamatan kalian, sebutkan beberapa perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan:
a. Sel hewan memiliki...........................................,sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki ........................................................
b. Sel hewan tidak memiliki...........................................,sedangkan sel tumbuhan memiliki.........................................................
c. Sel hewan tidak memiliki...........................................,sedangkan sel tumbuhan memiliki.........................................................
d. Bentuk vakuola pada sel hewan.........................................., sedangkan pada sel tumbuhan .....................................................
2. Setiap sel tersusun atas:
a....................................................................
b. .................................................................
c. .................................................................
3. Protoplasma dibedakan atas ...........................................dan.......................................
4. Bagian dari sel yang berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel untuk menghasilkan energi yaitu ..............................................
5. Retikulum endoplasma berfungsi menyusun dan menyalurkan zat-zat kebagian-bagian sel. Retikulum endoplasma dibedakan menjadi .............................................. dan ..................................................
6. Pada retikulum endoplasma ada yang ditempeli ribosom. Fungsi ribosom yaitu ....................................................................................................................................
7. Organela sel yang mengandung pigmen warna tertentu dan biasanya hanya ada pada sel tumbuhan yaitu ...............................................Dia mempunyai klorofil yang disebut kloroplas dan fungsinya untuk ........................................................
8. Bagian dari sel yang berfungsi sebagai alat sekresi protein pada lendir yaitu...........................................................
9. Lisosom berfungsi untuk mencerna ................................................................ atau zat-zat asing yang masuk dalam sel karena organela ini berisi .........................................................




Nama Kelompok ......................................................
Anggota ..........................................................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
...........................................................

Kamis, 03 Maret 2011

LKS klasifikasi makhluk hidup

LEMBAR KERJA SISWA
Tujuan : Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki.

Diskusi:
A. Baca dan pelajari buku paket IPA hal 202 s.d 203, kemudian isi tabel dibawah ini dengan mengidentifikasi gambar hewan yang tersedia dengan menggunakan kunci determinasi.


(1) (2) (3)


(4) (5) (6)


(7) (8) (9)






(10)

Tabel Hasil Determinasi
No Nama Hewan Nomor Kunci
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Manakah hewan yang memiliki kekerabatan paling dekat atau hewan-hewan yang berada dalam satu kelas?..................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
B. Baca dan pelajari buku paket IPA hal 195 s.d 201, kemudian diskusikan pernyataan dan pertanyaan dibawah ini!
1. Ciri khas kingdom monera yaitu selnya tidak memiliki membran inti sehingga disebut..........................................................
2. Kingdom monera meliputi berbagai jenis ................................................... dan .......................................................................
3. Ciri khas kingdom protista yaitu selnya diselubungi membran dan memiliki inti sel sehingga disebut .................................................
4. Makhluk hidup yang termasuk kingdom protista yaitu ................................ dan .....................................................
5. Ciri khas kingdom fungi (jamur) diantaranya:
~ .......................................................................
~........................................................................
~........................................................................
~........................................................................
~........................................................................
~........................................................................
6. Jamur yang digunakan untuk membuat tempe dari kedelai yaitu........................
Sedangkan jamur yang enak dimakan dan dikenal dengan sebutan jamur merang yaitu .......................................................
7. Ciri khas kingdom plantae diantaranya:
~..........................................................................................
~..........................................................................................
~..........................................................................................
~..........................................................................................
~..........................................................................................
8. Plantae dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu Atracheophyta dan Tracheophyta. Tracheophyta atau tumbuhan berpembuluh dikelompokkan menjadi ........................................................ dan .............................................
9. Ciri khas kingdom animalia diantaranya:
~..............................................................................
~..............................................................................
~..............................................................................
~..............................................................................
10. Kingdom animalia dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu Avertebrata dan Vertebrata. Vertebrata atau hewan bertulang belakang dibagi menjadi 5 (lima) kelas yaitu: (1)........................................... (2)..................................................... (3)........................................ (4)...................................... (5)................................

Kelompok.....................................................
Nama Anggota :
......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................

Selasa, 15 Februari 2011

RPP Materi Massa Jenis Benda

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 1 Nanggung
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VII/1


STANDAR KOMPETENSI
3.Memahami wujud zat dan perubahannya

KOMPETENSI DASAR
3.2. Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari

Indikator :
1. Menyimpulkan dari percobaan bahwa massa jenis merupakan salah satu ciri khas suatu zat.
2.Mendeskripsikan penggunaan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A.Tujuan Pembelajaran:
Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1.Melakukan percobaan massa jenis berbagai zat
2.Menyimpulkan hasil percobaan tentang massa jenis
3.Menyebutkan penggunaan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.

B. Materi Pembelajaran:
* Massa Jenis

C. Model dan Metode Pembelajaran
*Model Pembelajaran : Kooperatif Learning
*Metode : Eksperimen, diskusi

D.Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan: (10 menit)
a. Prasyarat : Memahami wujud zat ,sifat-sifatnya dan perubahannya
b. Motivasi : coba kamu perhatikan,satu karung beras dengan satu karung kapas berat mana?, mengapa?
Sekarang coba kamu bayangkan 5 kgf besi dengan 5 kgf beras besar mana volumenya?, mengapa?
c. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

2. Kegiatan Inti:

a. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 orang.
b. Guru membagikan LKS dan memberikan petunjuk cara pengisiannya. (10 menit)
c. Guru mengingatkan cara mengukur massa dan volume benda (5 menit)
d. Siswa melakukan percobaan tentang massa jenis secara kelompok
e. Siswa mengamati, melakukan pengukuran,menghitung dan menuliskan datanya dalam LKS (25 menit)
f. Masing-masing kelompok menempelkan data hasil percobaannya dan mempresentasikannya. (10 menit)
g. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan : (5 menit)
Massa jenis merupakan cirri khas dari suatu benda (zat)
Massa jenis adalah massa zat dibagi volumenya.





3.Penutup (15 menit)
a. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik.
b. Melaksanakan tes individu
c. Siswa diberi PR (Latihan Soal menghitung massa jenis benda)

E. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
* Alat dan bahan :
~ Neraca Ohauss
~ Mistar
~ Kubus (set)
* Sumber Belajar
~ Buku pegangan siswa
~ LKS

F. Penilaian
1. Teknik Penilaian
~ Tes tertulis ~ Tes Unjuk kerja 2. Bentuk Instrumen
~ Tes Uraian
~ Tes Uji petik kerja prosedur
3. Instrumen


Uraian:

1. Perhatikan Tabel dibawah ini!
No Massa Volume Massa Jenis
1. 20 kg 2 m³ 0,1 kg/m³
2. 30 kg 5 m³ 6 kg/m³
3. 40 kg 6 cm³ 240 kg/m³
4. 50 kg 100cm³ 2 kg/m³

Nomor berapakah yang menyatakan massa jenis yang benar?

2. Sebuah besi setelah diukur massanya 500 gram, dan volumenya 8 cm³.Berapakah massa jenis besi tersebut?

3. Mengapa sepiring nasi dengan sepiring pasir beratnya berbeda? Jelaskan!

Kunci Jawaban:
1. Yang benar no.2 (score 2)

2. Diketahui : m= 500 gr
V= 8 cm³
Ditanyakan: ρ ?
(score 5)
m 500 gr
Jawab: ρ = = = 62,5 gr/cm³
V 8 cm³

3.Sepiring nasi dengan sepiring pasir volumenya sama,tapi massanya berbeda sehingga massa jenis kedua zat tersebut berbeda.Jadi berat kedua benda itu berbeda. (score 3)








Pedoman Penilaian :

Score yang diperoleh
Nilai = x 100
Score maximal




Uji petik kerja prosedur dan Produk :
Lakukan kegiatan untuk menentukan massa jenis beberapa zat.
Rubrik
No Aspek Skor
1
2
3
4
5 Mengkalibrasi alat ukur dengan benar
Melakukan kegiatan dengan langkah-langkah sesuai prosedur
Memperoleh data dari percobaan
Memperoleh nilai massa jenis yang benar
Membuat kesimpulan dengan benar 2
2
2
2
2
Jumlah Skor 10


Pedoman Penilaian:
Score yang diperoleh
Nilai = x 100
Score maximal




Mengetahui Nanggung, Agustus 2009

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran




Hj. Nurmiyati, S.Pd Ishak Prihatna, S.Pd
NIP. 195202051977032001 NIP.196310091984031004
















LEMBAR KERJA SISWA

Tujuan : Mengukur massa jenis berbagai zat

Alat dan Bahan:
Neraca O’hauss
Kubus materi berupa kayu, aluminium, besi, tembaga, kuningan dan timah (masing-masing volumenya sama)

Langkah kerja:
1. Timbang berturut-turut kayu, aluminium, besi, tembaga dan kuningan dengan neraca O’hauss
2. Catat dan masukkan hasil pengukuranmu kedalam tabel.

Tabel Hasil Pengamatan
No. Benda (zat) Massa Volume Massa/Volume
1. Kayu
2. Aluminium
3. Besi
4. Tembaga
5. Kuningan
6. Timah

3. Dari data pengukuran yang kamu peroleh, samakah massa setiap kubus benda tersebut?

4. Apa kesimpulanmu?




















Tanggal : .............................................
Kelompok : .............................................
Anggota : .............................................
...............................................
...............................................
...............................................
...............................................

Rabu, 09 Februari 2011

CASE STUDI

Case study
Capek rasanya menjelaskan!
Oleh: Ishak Prihatna

Jam 07.30 bel berbunyi dan aku segera bergegas untuk masuk kelas yang kebetulan hari Rabu, 18 November 2009 ini bertugas mengajar dikelas VII G. Sampai dipintu kelas aku mengucap salam kepada siswa yang sudah berada didalam kelas dan mereka membalasnya dengan ucapan salam yang sama. Kemudian aku duduk dan ketua murid menyiapkan teman-temannya untuk berdoa sebelum pemelajaran dimulai. Selesai berdoa mulai membuka kegiatan pemelajaran dengan mengabsen siswa dan kebetulan seluruh siswa yang berjumlah 40 orang semuanya hadir.“Baiklah anak ku, hari ini kita akan membahas materi tentang kalor” demikianlah kalimat pembuka yang aku ucapakan. Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pemelajaran.Model pemelajaran yang akan aku pergunakan dalam kegiatan hari ini yaitu menggunakan model pemelajaran langsung dengan metode ceramah,dan tanya jawab. Adapun kompetensi dasarnya adalah mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Anakku sebelumnya kita pernah mempelajari tentang suhu. Coba apa yang dimaksud dengan suhu ?” ya David “derajat panas “ Pa jawab David. Nah “ benar “ jawab ku. Coba sekarang siapa yang tahu apa itu “ kalor “. “Panas” Pa jawab Vera. Nak kata kalor dengan panas sama saja. Ada lagi yang bisa memperjelas ?.sejenak diam, tidak ada yang menjawab. Baiklah kalau tidak ada lagi, sekarang perhatikan! Kalian pernah memasak air? Lalu airnya menjadi panas kan? Siapa yang menjadikan air itu panas ? Apakah suhu airnya berubah ? Jika kalian memasak air 1 liter dan memasak air 2 liter , dengan nyala api ( energi kalor) yang sama, mana yang akan lebih cepat panas (suhunya naik) . Dengan pertanyaan-pertanyaan tadi ternyata ada beberapa anak yang mencoba-coba menjawab pertanyaan walaupun ragu-ragu tentang kebenarannya,tapi aku biarkan saja mereka menjawab seadanya. Dan ternyata hal ini dapat membuat anak terlihat mulai antusias untuk belajar. ”Baiklah anakku, untuk memperjelas apa yang akan kita pelajari hari ini, coba kalian buka buku paket dan baca serta pelajari hal 97 sampai103, kalau ada yang tidak jelas dan tidak mengerti, tanyakan ”. Semua siswa mulai membaca pelan, tapi ada beberapa siswa yang membaca dengan keras, diantaranya Sohib, tentu saja hal ini cukup mengganggu temannya. Untuk itu,aku perlu menyampaikan kepada semua siswa agar belajar membaca dengan tidak terlalu keras suaranya, sehingga tidak mengganggu konsentrasi belajar siswa lainnya. Sepuluh menit siswa membaca, kemudian aku tanya mereka” apakah ada yang tidak dimengerti/tidak dipahami?”Ada, pak jawab beberapa anak.Ini ,pak tentang hubungan antara kalor, massa, kalor jenis dan perubahan suhu. Baiklah kalau kalian belum mengerti, coba perhatikan.


Kemudian mulailah aku menjelaskan materi tentang pengertian kalor, satuan kalor, hubungan antara energi kalor dengan perubahan suhu, massa dan kalor jenis zat, dan contoh persoalannya. Setelah selesai menjelaskan, aku tanya pada semua siswa sudah mengerti atau belum ?.Kebanyakan siswa masih ragu-ragu untuk menjawab, sepertinya mereka masih tetap belum mengerti pada hubungan antara kalor dengan perubahan suhu, massa dan kalor jenis zatnya. Baiklah kalau begitu bapak buat satu soal dan nanti kita bahas bersama. Kemudian soal dibahas bersama dan aku beri tahu langkah-langkah pengerjaannya dari mulai besaran yang diketahui pada soal tersebut sampai apa yang ditanyakan dari soal itu dan terakhir menjawabnya dengan didahului menuliskan rumusan dari permasalahan tersebut, memasukan angka/nilai dari besaran-besaran yang diketahui dan akhirnya mendapatkan nilai akhir sebagai hasil dari jawaban tersebut. ” Nah,anakku bagaimana sekarang, apakah kalian sudah paham?”Kelihatannya siswa enggan untuk menjawab pertanyaan ku, mereka bingung,mereka tidak yakin apakah sudah paham atau belum. Tapi karena waktu pembelajaran sudah hampir selesai, maka aku berikan satu soal tentang hubungan kalor,massa,kalor jenis dan perubahan suhu untuk dijawab oleh semua siswa sebagai bahan evaluasi di akhir pembelajaran. Pada saat siswa mengerjakan soal, aku berkeliling memperhatikan siswa bekerja sambil melihat-lihat hasil yang dikerjakan. Ternyata lagi-lagi siswa terlihat kesulitan mengerjakannya. Dan benar saja setelah selesai evaluasi dan hasil pekerjaan siswa diperiksa ternyata hanya ada satu orang siswa yang menjawab benar pada soal hubungan antara kalor, massa, kalor jenis dan perubahan suhu. Mengapa siswa sulit sekali memahami soal yang menghubungkan kalor dengan massa,kalor jenis dan perubahan suhu? Padahal sudah capek rasanya untuk menjelaskannya. Cara apalagi yang harus aku lakukan agar siswa mudah memahaminya?

Minggu, 06 Februari 2011

PTK IPA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG TEKANAN MELALUI PEMBELAJARAN MODEL STUDEN TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS VIII.B SMP NEGERI 1 NANGGUNG KABUPATEN BOGORHASIL BELAJAR IPA DENGAN STAD

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam meningkatkan mutu pendidikan, guru sebagai pendidik mempunyai tugas untuk merangsang, membina dan mengarahkan siswa dalam proses belajarnya. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai sumber informasi, yang kadang-kadang juga sebagai penyampai informasi serta sebagai evaluator untuk dapat mengetahui hasil belajar siswa. Peran yang sedemikian kompleksnya itu menuntut guru untuk memahami bagaimana siswanya belajar, agar informasi yang mereka dapatkan bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama serta direproduksi secara cepat dan tepat apabila diperlukan.
Dalam kegiatan belajar mengajar kebanyakan guru memikirkan bagaimana mengajar dengan baik, tetapi jarang yang memikirkan bagaimana agar siswa dapat belajar dengan baik. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku peserta didik yang sifatnya pengetahuan ,sikap, ataupun keterampilan, sedangkan mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Artinya seorang guru seyogianya mampu memberikan kemudahan belajar pada siswa guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan sebagai hasil belajar.
Kegiatan belajar mengajar merupakan tindak pembelajaran guru terhadap siswa. Dilain pihak, proses belajar merupakan hal yang dialami siswa, sebagai suatu respon terhadap segala acara pembelajaran yang disiapkan atau diprogramkan guru. Dengan demikian, acara pembelajaran yang dapat berpengaruh pada proses belajar antara lain sangat ditentukan oleh guru. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada kegiatan belajar tersebut yaitu; bahan belajar, suasana belajar, media atau sumber belajar dan guru itu sendiri. Berdasarkan studi kasus yang terjadi di kelas VIII B SMP Negeri 1 Nanggung Kabupaten Bogor, dapat diidentifikasi permasalahan yang terkait dengan proses belajar mengajar, antara lain : (1) kurangnya peran guru dalam menciptakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses belajar-mengajar, (2) Guru hanya menyampaikan materi atau sebagai nara sumber yang aktif, (3) siswa kurang diberi kesempatan dalam mengajukan gagasan dan penalarannya dalam pembelajaran, (4) siswa kurang motivasi dan cenderung bermain pada saat terjadi proses belajar-mengajar, (5) hasil belajar kurang baik, ketuntasan belajar klasikal hanya 59 %. Kejadian tersebut disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : (1) dalam proses belajar-mengajar guru belum menerapkan secara maksimal berbagai pendekatan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) masih rendahnya motivasi belajar siswa, (3) kesempatan siswa untuk mengembangkan pikiran terbatasi, dan (4) penampilan dan cara penyampaian materi guru kurang menarik. Untuk mengatasi permasalahan diatas kiranya diperlukan upaya perbaikan proses pembelajaran yang lebih meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa dengan melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Diharapkan dengan penerapan model ini dapat mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar IPA yang berdampak terhadap peningkatan kualitas pembelajaran yang mencakup kualitas proses dan kualitas hasil belajar.



B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Nanggung Kabupaten Bogor?
2. Pemecahan Masalah
Dalam penelitian ini dikembangkan skenario pembelajaran untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dengan pembentukan kelompok dalam kegiatan pembelajaran IPA dengan topik dan karakteristik yang sesuai dengan pendekatan tersebut. Pembelajaran kooperatif tipe STAD akan diterapkan melalui penelitian tindakan kelas dari Kurt Lewin (Dr. Sri Rahayu Pudjiastuti, M.Pd, 2006) yang terdiri atas beberapa siklus, setiap siklus terdiri atas empat langkah yaitu : (1) Perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).
Slavin mengemukakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif teknik STAD akan meningkatkan kebermaknaan dan kreativitas siswa dalam belajar. Dalam penelitian ini pengembangan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD. Implementasi pendekatan keterampilan dilakukan melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua atau tiga siklus dengan tahapan-tahapan tiap siklus yang meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dengan skenario pembelajaran eksperimen, pemecahan masalah dan penguasaan materi dipecahkan bersama dalam kelompok siswa. Dengan demikian pembelajaran ini akan mengantar siswa untuk membangun dan mengembangkan pengetahuannya dalam bernalar dan berfikir secara logika, guru tidak lagi menjadi pusat tetapi menjadi fasilitator dan mediator dalam pembelajaran. Dengan demikian, kualitas pembelajaran yang meliputi kualitas proses dan kualitas hasil belajar akan lebih meningkat.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalan penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh data dan informasi tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Nanggung Kabupaten Bogor
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas VIII melalui Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
3. Untuk mengetahui minat belajar siswa kelas VIII dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan Model pembalajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat berupa:
1. Dengan ditemukannya skenario model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membantu siswa dalam mengemukakan pendapatnya.
3. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan guru tentang pelaksanaan kaji tindak dan sebagai bahan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran.
4. Memberikan pengalaman kepada kepala sekolah dalam mengkaji permasalahan–permasalahan pembelajaran di sekolah.
5. Memungkinkan untuk diterapkan pada mata pelajaran lainnya.
6. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti berikutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Efektif Berbasis Pembelajaran Kontekstual Tipe STAD
Terdapat sejumlah model pembelajaran efektif berbasis kontekstual yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di SMP, diantaranya yaitu pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran kooperatif dengan berbagai tipenya, (seperti Student-Teams Achievement Divisions/STAD (Tim Siswa Kelompok Prestasi), Jigsaw (Model Tim Ahli) dan GI (Group Investigation), think-pair and share, numbered head together, picture and picture, examples non examples, pengajaran berbasis inkuiri, pengajaran berbasis tugas/proyek (project based learning), demonstration, role playing, pemodelan (modelling), dsb.
Belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar dari kegiatan tersebut diharapkan terjadi perubahan, baik perubahan dari segi kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotorik (keterampilan). Seseorang juga dikatakan belajar apabila setelah belajar memperoleh hal-hal yang baru (Bulletin Pabbiritta,2007:11)
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utama sebagai berikut; a) Presentasi kelas. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya. b) Kerja kelompok. Kelompok terdiri dari 4-5 orang. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran, c) Tes. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu, d) Peningkatan skor individu. Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok, e) Penghargaan kolompok. Kelompok yang mencapai rata-rata skor tertinggi, diberikan pengghargaan.
Dengan pemilihan metode yang tepat dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Hasil Belajar
1. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar atau kompetensi siswa didefinisikan sebagai produk, keterampilan, dan sikap yang tercermin di dalam perilaku sehari-hari. Produk mencakup serangkaian fakta, konsep, teori, hukum dan prinsip serta prosedur. Keterampilan terdiri dari keterampilan berfikir, keterampilan menggunakan alat (psikomotor), keterampilan sosial (keterampilan interpersonal), keterampilan proses (keterampilan melakukan penelitian, dan keterampilan menggunakan stratege belajar). Sikap mencakup budi pekerti, etika, dan ketakqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut Nurkancana (dalam Ratmi, 2004) bahwa “hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai seseorang dalam kegiatan belajar selama kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai”. Sedangkan Hadari Nawawi (1981) menyatakan bahwa: “hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”.
2.Ciri-ciri Hasil Belajar
Dalam buku terbitan Direktorat Pendidikan Dasar Depdikbud (1998:82) menyebutkan bahwa ciri-ciri hasil belajar adalah 1) adanya kemampuan siswa untuk mengingat kembali informasi atau materi yang telah dipelajari, 2) adanya kemampuan siswa yang nampak dalam keterampilan mengelompokkan, menyajikan dan menafsirkan data, 3) adanya kemampuan siswa untuk menghasilkan suatu nilai dari materi pelajaran berdasarkan kriteria nyata, jelas dan obyektif. Mencermati uraian tersebut maka ciri-ciri hasil belajar terwujud dalam ranah kognitif, afektif, psikomotor serta kreativitas pada diri secara wajar tanpa tekanan orang lain.
3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Sumadi Suryabrata (dalam Ratmi, 2004) menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu 1) faktor dari dalam diri siswa meliputi bakat, minat, intelegensi, keadaan indera, kematangan, kesehatan jasmani, 2) faktor dari luar diri siswa meliputi fasilitas belajar, waktu belajar, media belajar, cara guru mengajar dan memotivasi.

C. Kompetensi Dasar Tekanan
Pada silabus IPA kelas VIII tertera Kompetensi Dasar 5.5 menyelidiki tekanan pada benda padat,cair dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada KD ini diharapkan siswa dapat: a) menemukan hubungan antara tekanan, gaya tekan dan luas penampang bidang tekan, b) mengaplikasikan bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari, c) mendeskripsikan hukum Pascal dan hukum Archimides melalui percobaan sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, d) mengaplikasikan konsep tekanan pada gas dan hukum Boyle pada peristiwa alam yang relevan(dalam kehidupan sehari-hari).
Beberapa kegiatan yang dapat mengarahkan siswa dalam pencapaian tujuan diatas yaitu dengan melakukan percobaan, yang tentunya memerlukan alat dan bahan. Alat dan bahan yang akan dipergunakan sebagian dibuat sendiri oleh siswa dengan bimbingan guru dengan memanfaatkan barang-barang bekas dan barang-barang lain yang mudah didapat serta beberapa alat/bahan yang sudah ada di laboratorium sekolah.

D. Kerangka Berfikir
Model Pembelajaran STAD diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII tentang konsep tekanan. Alur Penelitian Tindakan Kelas ini adalah melaksanakan perencanaan penelitian dengan berdiskusi dengan teman sejawat/guru IPA, membuat RPP, membuat LKS, menentukan observer dalam penelitian ini adalah rekan sesama guru IPA, mengkonsultasikan ulang LKS, instrument observasi kepada pemandu. Langkah penelitian selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model STAD yang dipadu dengan metode demonstrasi. Demonstrasi ini dilaksanakan oleh Guru, siswa secara bergantian sedangkan siswa lainnya mengamati dan menuliskannya dalam lembar LKS. Berdasarkan hasil observasi selama pelaksanaan penelitian dibuatlah refleksi tentang keberhasilan guru, kendala-kendala yang dihadapai, hal ini digunakan untuk menentukan langkah proses peningkatan pembelajaran pada siklus berikutnya. Langkah-langkah di atas dilaksanakan hingga penelitian ini menunjukkan tanda keberhasilan seperti pada indikator keberhasilan.

E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian-uraian pada kajian teori dan kerangka berfikir di atas maka dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Nanggung Kabupaten Bogor pada konsep Tekanan Tahun Pelajaran 2009/2010”













BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
SMP Negeri 1 Nanggung Kabupaten Bogor berada diatas bukit yang udaranya sejuk, jauh dari keramaian kota yang bising sehingga cocok untuk lingkungan belajar. Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VIII. B. Jumlah siswanya adalah 32 siswa dengan perincian laki-laki 8 orang dan perempuan 24 orang.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini di SMP Negeri 1 Nanggung Kabupaten Bogor yang beralamat di Jln. Pasir sari Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, khususnya siswa Kelas VIII.B Tahap persiapan penelitian ini dimulai Bulan Pebruari 2010, sedangkan waktu penelitian adalah dilaksanakan pada mulai Minggu I Bulan Maret hingga Minggu IV Maret 2010.

C. Prosedur Penelitian
1. Persiapan :
- Mengidentifikasi factor-faktor hambatan pada pembelajaran IPA fisika dan
merumuskan alternative tindakan
- Menyusun RPP
- Menyusun Lembar Kerja Siswa
- Menyusun soal dan lembar observasi sebagai instrument
- menetapkan cara pelaksanaan refleksi
2. Tindakan:
 Membentuk kelompok
 Memberikan materi melalui demonstrasi dan ceramah
 Setiap kelompok berdiskusi sampai seluruh anggotanya mengerti
 Melaksanakan kuis pada setiap siswa
 Memberikan penghargaan bagi kelompok yang berprestasi
 Membimbing siswa membuat kesimpulan sambil memperkuat konsep.
 Memberikan tugas (PR) membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
3. Observasi dan Evaluasi (test) :
Dengan menggunakan soal (kuis) dan lembar observasi sebagai instrument penelitian pada setiap siklus.
 Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model belajar
 Memantau demonstrasi yang dilakukan siswa
 Mengamati proses transfer kelompok
 Mengamati pemahaman masing-masing anak
4. Analisis dan Refleksi
Data yang diperoleh dianalisa pada setiap siklus. Hasil analisa data dijadikan bahan refleksi untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Refleksi dilakukan oleh pelaku tindakan bersama observer.Jika hasil refleksi siklus pertama belum sesuai dengan hasil belajar,maka akan diadakan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya, jika hasil refleksi dari siklus pertama sudah sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan, maka akan tetap dilaksanakan pembelajaran siklus berikutnya sebagai penguatan.
Pada siklus kedua dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus pertama tapi didahului dengan perencanaan ulang untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan pada pembelajaran siklus pertama. Pada akhir siklus kedua diharapkan kemandirian siswa dalam belajar menjadi lebih tinggi dan peranan guru mengarah ke mediator dalam proses belajar mengajar.

D. Teknik Analisa Data
Data yang terkumpul dari hasil lembar observasi terstruktur ,catatan anekdot,dan catatan harian peneliti di analisis dengan teknik deskriptif kualitatif, dengan melukiskan dan memaparkan secara detail varibael-variabel yang satu dengan variabel lainnya. Data yang terkumpul dari hasil tes dianalisis dengan membandingkan skor tes siklus 1 dan siklus 2. Data yang terkumpul dari hasil observasi pada siswa dianalisis secara deskriftif kualitatif untuk mengetahui tanggapan siswa tentang kelemahan-kelemahan dan hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pendekatan model pembelajaran STAD.

E. Analisis Data
Mengacu kriteria ketuntasan belajar siswa dalam Kurikulum 2006 (KTSP), siswa dikatakan tuntas jika telah mencapai KKM . Maka dalam penelitian ini, kriterianya adalah siswa dikatakan tuntas jika nilai hasil evaluasi (post tes)nya ≥ 60 dan seluruh siswa kelas VIII.B dikatakan tuntas bila rata-rata nilai hasil evaluasinya diatas 75% siswa telah mencapai ketuntasan.


F. Jadwal Penelitian
Tabel 1: Rencana jadwal kegiatan penelitian
No JENIS KEGIATAN Minggu ke
Februari Maret
1 Persiapan 3
Menyusun konsep pelaksanaan 3
Menyepakati jadwal dan tugas 3
Penyusunan Instrumen observasi, angket dan tes hasil belajar 4
2 Pelaksanaan 1
Menyiapkan kelas dan alat 1
Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus I 1
Analisis refleksi siklus I 1
Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 2 2
Analisis refleksi siklus 2 2
Analisis data hasil penelitian 2
3 Penulisan laporan penelitian 3
Seminar hasil penelitian 4
Penyerahan laporan penelitian 4

.



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan mulai 2 Maret 2010 hingga 17 Maret 2010 (4 kali pertemuan). Sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Model Pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VIII.B SMPN 1 Nanggung Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2009/2010, maka data yang guru peneliti ambil adalah sebagai berikut :
















Tabel 2
Hasil Tes (Kuis) Materi Tekanan Pada Zat Padat , Tekanan Zat Cair (Hidrostatis) , Hukum Pascal dan Bejana Berhubungan pada Siklus I

Nomor Nama Siswa KKM Nilai Ket
Urt Induk
1 080907001 A. Dadan Mardiansyah 60 80 tuntas
2 080907117 Aas Aisyah 60 73 tuntas
3 080907038 Annisa 60 71 tuntas
4 080907040 Bagus Setiawan 60 88 tuntas
5 080907041 Dede Firdaus 60 87 tuntas
6 080907009 Dewi Astuti 60 77 tuntas
7 080907010 Dina Ulpah Devita 60 78 tuntas
8 080907045 Dita Astianti 60 65 tuntas
9 080907129 Dita Putri Lestari 60 54 belum
10 080907012 Eko Sulistiono 60 90 tuntas
11 080907049 Ferdian Gustiana 60 58 belum
12 080907091 Fitri Indah Maharani 60 59 belum
13 080907050 Fitri Yulianti 60 74 tuntas
14 080907139 Lia Amaliah 60 55 belum
15 080907054 Lidia Hastanti 60 90 tuntas
16 080907019 Melati Aprilliani 60 69 tuntas
17 080907021 Muhammad Candriawan 60 82 tuntas
18 080907024 Nia 60 55 belum
19 080907096 Nining Julaeha 60 59 belum
20 080907060 Nita Rosalina 60 53 belum
21 080907097 Novi Setiawati 60 40 belum
22 080907147 Nurwahidah 60 50 belum
23 080907104 Rizki Saputra 60 80 tuntas
24 080907107 Saeful Bohari 60 74 tuntas
25 080907067 Santi Suseno 60 85 tuntas
26 080907195 Siti Aryani 60 77 tuntas
27 080907109 Siti Indah Sari 60 56 belum
28 080907032 Siti Muhridini 60 78 tuntas
29 080907157 Sri Yuliani Anggraeni 60 73 tuntas
30 080907199 Teti Aryati 60 74 tuntas
31 080907070 Tiara Indah Lestari 60 48 belum
32 080907036 Yuni Aulia 60 90 tuntas
Jumlah Nilai Perolehan 2242
Rata-rata 70,06
Nilai Terendah 40
Nilai Tertinggi 90
Nilai di atas adalah rata-rata tiap siklus ( setiap siklus dua kali pertemuan )

Tabel 3
Hasil Tes (Kuis) Materi Hukum Boyle,Terapung, Melayang ,Tenggelam dan Tekanan Udara pada Siklus II

Nomor Nama Siswa KKM Nilai Ket
Urt Induk
1 080907001 A. Dadan Mardiansyah 60 83 tuntas
2 080907117 Aas Aisyah 60 73 tuntas
3 080907038 Annisa 60 78 tuntas
4 080907040 Bagus Setiawan 60 85 tuntas
5 080907041 Dede Firdaus 60 93 tuntas
6 080907009 Dewi Astuti 60 80 tuntas
7 080907010 Dina Ulpah Devita 60 68 tuntas
8 080907045 Dita Astianti 60 60 tuntas
9 080907129 Dita Putri Lestari 60 73 tuntas
10 080907012 Eko Sulistiono 60 88 tuntas
11 080907049 Ferdian Gustiana 60 58 belum
12 080907091 Fitri Indah Maharani 60 53 belum
13 080907050 Fitri Yulianti 60 88 tuntas
14 080907139 Lia Amaliah 60 70 tuntas
15 080907054 Lidia Hastanti 60 88 tuntas
16 080907019 Melati Aprilliani 60 75 tuntas
17 080907021 Muhammad Candriawan 60 90 tuntas
18 080907024 Nia 60 73 tuntas
19 080907096 Nining Julaeha 60 63 tuntas
20 080907060 Nita Rosalina 60 63 tuntas
21 080907097 Novi Setiawati 60 53 belum
22 080907147 Nurwahidah 60 65 tuntas
23 080907104 Rizki Saputra 60 83 tuntas
24 080907107 Saeful Bohari 60 83 tuntas
25 080907067 Santi Suseno 60 83 tuntas
26 080907195 Siti Aryani 60 75 tuntas
27 080907109 Siti Indah Sari 60 55 belum
28 080907032 Siti Muhridini 60 85 tuntas
29 080907157 Sri Yuliani Anggraeni 60 88 tuntas
30 080907199 Teti Aryati 60 65 tuntas
31 080907070 Tiara Indah Lestari 60 83 tuntas
32 080907036 Yuni Aulia 60 93 tuntas
Jumlah Nilai Perolehan 2413
Rata-rata 75,40
Nilai Terendah 53
Nilai Tertinggi 93
Nilai di atas adalah rata-rata tiap siklus ( setiap siklus dua kali pertemuan )
Data hasil nilai dari Tabel 1, ada 21 orang siswa yang mendapat nilai diatas KKM dinyatakan tuntas dan masih ada 11 orang siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sehingga dinyatakan belum tuntas, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 90 dan nilai terendahnya adalah 40. Rata-rata nilainya 70,06.
Dari hasil nilai dari Tabel 2, ada 27 orang siswa yang mendapat nilai diatas KKM, 1 orang siswa mencapai nilai KKM dan masih ada 4 orang siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sehingga dinyatakan belum tuntas, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 93 dan nilai terendahnya adalah 53. Rata-rata nilainya 75,5.
Tabel 4. Pengukuran Pencapaian Keberhasilan siswa
Siklus Jumlah Siswa Siswa Yang mendapat nilai < KKM Siswa yang mencapai nilai KKM Siswa yang mendapat nilai > KKM Persentase (%) Siswa yang tuntas belajar
I 32 11 0 21 65,63
II 32 4 1 27 87,50
Data tersebut jika ditampilkan dalam bentuk grafik adalah sebagi berikut :

Gambar 1. Grafik Pencapaian KKM
Dari gambar grafik tersebut dapat terlihat adanya penurunan siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM dan kenaikan jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM serta terjadi pula peningkatan siswa yang mencapai KKM.
B. Pembahasan
Siklus Pertama
Pada siklus pertama guru peneliti melakukan dua kali tatap muka dengan materi Tekanan pada zat padat, tekanan zat cair (hidrostatis), Hukum Pascal dan Bejana berhubungan. Pada siklus pertama peneliti melaksanakan tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (akting), tahap pengamatan (observating) dan refleksi serta perencanaan ulang untuk memperbaiki pada siklus kedua.
Perencanaan (planning)
Rencana tindakan pada siklus pertama ini adalah :
Sebelum melaksanakan pertemuan di kelas, guru peneliti melaksanakan berbagai langkah, yaitu :
1. Mengidentifikasi materi yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas
2. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
3. Menentukan metode yang tepat : demonstrasi dan penggunaan alat peraga
4. Menyusun LKS tentang Tekanan pada zat padat dan tekanan hidrostatis.
Materi yang akan diajarkan pada pertemuan pertama siklus I ini adalah : Tekanan pada zat padat dan tekanan hidrostatis.
5. Guru menyampaikan tujuan dan prosedur tentang pembelajaran IPA dengan model STAD melalui LKS.
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
*Motivasi & Apersepsi
Secara klasikal guru menyuruh siswa untuk menekankan ujung-ujung pulpennya pada tangan dan bertanya ujung mana yang terasa lebih sakit?
*Prasyarat Pengetahuan
Guru memberikan pertanyaan tentang gaya
*Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti
*Guru membimbing siswa duduk secara berkelompok sambil membagikan LKS
*Melalui demonstrasi sederhana siswa mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan
*Siswa menyimpulkan hasil demonstrasi dan menuliskan hasilnya pada LKS
*Guru memberi waktu kepada siswa untuk mempersiapkan kuis dengan membahas hasil demonstrasi yang dilakukan sebelumnya sampai seluruh anggotanya mengerti.
*Siswa diberi pertanyaan (kuis) dan dijawab secara individu, tidak boleh dibantu oleh temannya.
c. Kegiatan Penutup
*Memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai rata-rata kuis tertinggi
*Guru memberi penguatan konsep sambil membimbing siswa merangkum.
*Guru memberi tugas (PR).membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
Pelaksanaan (acting)
Kegiatan belajar mengajar secara umum telah terlaksana dengan baik, tetapi belum maksimal. Siswa perwakilan dari masing-masing kelompok melakukan demonstrasi dibimbing oleh guru dan hal ini menjadikan siswa lebih aktif belajar, meskipun masih ada beberapa siswa ditiap kelompok yang belum sepenuhnya membantu saat mengisi LKS dan pada saat berdiskusi. Berdasarkan hasil penilaian kuis masih ada 7 orang siswa yang mendapat nilai dibawah KKM hal ini menandakan masih cukup banyak siswa yang belum memahami materi tentang tekanan baik pada zat padat maupun zat cair dan dinyatakan belum tuntas, meskipun guru sudah membantu membimbing siswa yang belum mengerti pada saat diskusi kelompok.
Diakhir kegiatan siswa diberi tugas (PR) membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, dengan harapan pada saat kegiatan belajar nanti siswa telah memiliki gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari, sehingga siswa lebih siap belajar.
Pengamatan (observating)
Pengamatan kegiatan pembelajaran dilakukan oleh seorang guru teman sejawat sebagai observer. Dan dari hasil pengamatan observer didapatkan data sebagai berikut:
a. Guru peneliti telah memotivasi siswa pada kegiatan pendahuluan dan siswa sangat respon terhadap perintah dan pertanyaan guru, tetapi siswa tidak ada yang bertanya dengan masalah yang disajikan guru.
b. Siswa terlihat agak canggung dalam belajar karena merasa diawasi oleh orang asing yang tidak biasanya dilakukan pada saat belajar.
c. Penerapan metode demonstrasi dapat mempermudah siswa memahami apa yang dipelajari karena siswa langsung belajar dengan kejadian yang nyata dilihat dan dialami, sedangkan metode diskusi saat pembuatan kesimpulan akhir dapat meluruskan kesalahan dalam pengerjaan LKS. Siswa dapat langsung mengetahui kelemahan/kesalahan saat mereka mengerjakan LKS.
d. Guru telah terampil memanfaatkan dan memanipulasi media pembelajaran, sehingga siswa dapat berinteraksi dengan baik dan lebih aktif.
e. Secara umum skenario pembelajaran berdasarkan RPP telah terlaksana.
f. Masih ada beberapa siswa di kelompok Hidrometer dan Altimeter yang terlihat kurang aktif pada saat diskusi.
g. Guru melakukan evaluasi pembelajaran dengan memberikan pertanyaan (kuis), dan hasilnya masih belum maksimal. Secara klasikal siswa yang tuntas hanya 78,13 %.
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan observer dan hasil analisa kuis diperoleh hal-hal sebagai berikut :


Keberhasilan Guru
a. Meskipun dengan peralatan sederhana, melalui model STAD, guru melakukan sebuah demonstrasi yang dapat memotivasi siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar.
b. Metode yang digunakan tepat meskipun belum maksimal dari segi pelaksanaan dan hasilnya.
Kendala yang dihadapi guru :
a. Kesulitan mempertahankan respon siswa terhadap kegiatan belajar, terutama kurang lebih 40 menit setelah pembelajaran berlangsung.
b. Pengawasan pada siswa saat mengerjakan LKS dan diskusi kurang maksimal, hal ini disebabkan karena jumlah siswa cukup banyak yaitu 32 siswa.
c. Para siswa sering membuat kalimat yang terkadang tidak tepat saat memberi alasan pada jawaban.
d. Ada beberapa siswa yang tidak membawa buku paket IPA . Sehingga pada saat diskusi siswa sulit mencari informasi dan kesulitan dalam membuat generalisasi sebuah kesimpulan.
Pertemuan Kedua Siklus Pertama
Rencana perbaikan
Berdasarkan hasil pencapaian pembelajaran yang belum mencapai kriteria keberhasilan, maka pada pertemuan kedua siklus 1 akan dilakukan berbagai perbaikan. Materi pembelajaran selanjutnya adalah tentang Hukum Pascal dan Bejana Berhubungan. Berdasarkan berbagai kendala pada petemuan pertama, Guru peneliti mengambil langkah untuk membuat LKS yang berhubungan dengan Hukum Pascal dan Bejana Berhubungan. Alat dan bahan tetap menggunakan bahan-bahan yang dimiliki oleh sekolah serta alat dan bahan sederhana. Model STAD yang dipadu dengan demonstrasi di depan kelas dan diskusi akhir untuk membuat kesimpulan akan dilaksanakan pada pertemuan kedua.
Perencanaan (planning)
Rencana tindakan pada pertemuan kedua siklus pertama ini adalah :
1. Guru menyampaikan berbagai kekurangan yang terjadi pada pertemuan pertama, yakni tentang keberanian bertanya, keaktifan setiap anggota kelompoknya dalam berdiskusi.
2. Guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran, prosedur kerja, membagikan LKS dan mempersilahkan siswa agar lebih teliti dalam melakukan pengamatan, menyusun berbagai langkah percobaan secara berurutan dan menganalisanya secara tepat
3. Guru menunjukkan berbagai alat dan bahan dan rencana tindakan yang akan dilakukan
4. Guru mempersilahkan pada siswa untuk menuliskan hasil pengamatan hingga kesimpulannya dalam LKS.
5. Setiap kelompok siswa diberi kesempatan untuk membahas materi bersama anggotanya dalam rangka mempersiapkan kuis.
6. Jika perlu, Guru membantu kelompok siswa yang mengalami kesulitan.
7. Guru memberikan tugas di rumah untuk mencari informasi tentang penerapan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan (acting)
Semua rencana tindakan dapat terlaksana dengan baik. Siswa antusias saat mendengarkan berbagai kekurangan pada pertemuan pertama. Guru juga memberikan penghargaan pada siswa yang paling baik kinerjanya. . Hal ini sangat direspon aktif oleh para siswa dengan berupa tepuk tangan. Pada saat demonstrasi tentang Hukum Pascal dan bejana berhubungan diusahakan terlihat oleh semua siswa dengan cara membawanya ke meja kelompok msing-masing. Pada saat kuis, guru selalu berkeliling agar kesempatan siswa untuk bekerja sama peluangnya lebih kecil.
Pengamatan (observating)
Rekan guru peneliti mengamati hal-hal berikut ini dalam pembelajaran :
a. Adanya antusias dari para siswa saat mendengarkan hasil pekerjaan LKS yang terbaik
b. Penjelasan cara mengerjakan LKS berdasarkan contoh karya siswa dapat membuat siswa merespon dengan aktif.
c. Penerapan metode demonstrasi dan diskusi mempengaruhi keaktifan belajar siswa
d. Guru telah memperbaiki kelemahan-kelemahan pada pembelajaran pertemuan pertama.
e. Data hasil pencapaian nilai kuis belum ada peningkatan, masih tetap prosentase ketuntasan klasikalnya 78,13%.
f. Secara individu siswa yang tuntas terjadi pergantian.
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan rekan guru peneliti dan hasil tes (kuis) siswa diperoleh hal-hal sebagai berikut : Rata-rata nilai hasil tes (kuis) dari dua kali pertemuan yaitu 70,06 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Masih ada 11 orang siswa yang hasil nilai tesnya kurang dari KKM dinyatakan belum tuntas dan 21 orang siswa telah melebihi KKM dinyatakan tuntas. Secara klasikal ketuntasan belajar baru mencapai 65,63 % sedangkan persentase ketuntasan belajar yang diharapkan adalah ≥ 75 %. Dengan demikian pada Siklus I ini secara klasikal kelas VIII.B hasil belajarnya dinyatakan belum tuntas. Namun dengan pembelajaran STAD ini terlihat siswa lebih aktif meskipun belum terlihat adanya peningkatan hasil belajar dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua.



Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Siklus Kedua
Rencana perbaikan
Materi pembelajaran selanjutnya adalah tentang Hukum Archimides dan Tekanan Udara. Perbaikan yang akan dilaksanakan oleh Guru peneliti adalah lebih menekankan terhadap perhatian siswa pada pembelajaran. Dengan menggunakan Model Pembelajaran STAD dan demonstrasi, guru peneliti akan lebih memfokuskan langkah percobaan dilaksanakan secara perlahan-lahan dan demonstrasi ini akan dilakukan ulang oleh para siswa secara bergantian. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih jelas dan paham urutan langkah demi langkah dalam mengobservasi dan membuat kesimpulan.
Perencanaan (planning)
Rencana tindakan pada pertemuan pertama dan kedua siklus kedua ini adalah :
1. Guru menyampaikan berbagai kekurangan yang terjadi pada siklus pertama, yakni tentang keaktifan setiap anggota kelompok pada saat diskusi yang masih perlu ditingkatkan.
2. Guru menyarankan agar setiap siswa membawa alat tulis menulis yang lengkap pada saat pembelajaran sehingga tidak ada lagi siswa yang pinjam meminjam alat tulis sehingga mengganggu kegiatan belajar.
3. Guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran, prosedur kerja, membagikan LKS dengan jumlah 2 set untuk setiap kelompoknya dan mempersilahkan siswa agar lebih teliti dalam melakukan pengamatan, menyusun berbagai langkah percobaan secara berurutan dan menganalisanya secara tepat
4. Guru menunjukkan berbagai alat dan bahan dan rencana tindakan yang akan dilakukan.
5. Guru mempersilahkan pada siswa untuk menuliskan hasil pengamatan hingga kesimpulannya dalam LKS
6. Guru mempersilahkan para siswa yang akan mencoba langkah demi langkah kegiatan demonstrasi secara bergantian
7. Setelah selesai melakukan demonstrasi, siswa diberi kesempatan untuk membahasnya sampai seluruh anggota kelompoknya mengerti.
8. Jika perlu, Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam membuat kesimpulan
9. Guru memberikan kuis terhadap masing-masing siswa dan tidak boleh kerjasama.
10. Pada saat kuis, siswa pada setiap kelompok disebar ke kelompok lain agar tidak ada kesempatan untuk bekerja sama.
11. Selesai pertemuan pertama, Guru memberikan tugas di rumah untuk mencari informasi tentang penerapan hukum Archimides dalam kehidupan sehari-hari serta membaca materi tekanan udara yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.


Pelaksanaan (acting)
Rencana1-11 berhasil dilaksanakan dengan baik, tetapi belum maksimal. Langkah ke 6 , siswa masih ragu-ragu untuk mendemonstrasikan ulang percobaan yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil penilaian kuis terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa yang pada siklus I nilai rata-ratanya 70,06 menjadi 75,40. Pada saat siswa mempresentasikan hasil kesimpulannya, mereka sudah mulai terbiasa. Hal ini didasarkan pada lancarnya para siswa menyampaikan pendapatnya. Keuntungan lain adalah keterampilan siswa pad siklus ke dua ini lebih meningkat, yakni keterampilan mereka tidak hanya berkomunikasi secara tertulis, tetapi mereka berkomunikasi secara lisanpun sudah mampu. Para siswa, meskipun hanya sebagian, sudah mulai berani melakukan sendiri demonstrasi secara mandiri.
Pemberian tugas dapat dilaksanakan dengan tepat waktu dan siswa telah mempunyai buku paket satu siswa satu. Pemberian tugas untuk mencari informasi tentang penerapan hukum Archimides dan Hukum Boyle telah dilaksanakan oleh masing-masing siswa.
Pengamatan (observating)
Guru peneliti mengamati hal-hal berikut ini dalam pembelajaran :
b. Guru peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum kegiatan inti, menuliskan di papan tulis dan mencantumkannya dalam LKS. Hal ini semakin membantu mengarahkan para siswa terhadap materi pembelajaran akan diarahkan pada topik pembahasan.
c. Perwakilan siswa ( satu deret meja satu siswa) telah berhasil melaksanakan demonstrasi secara bergantian, sedangkan siswa lainnya tetap fokus mencatat urutan langkah yang dilaksanakan.
d. Penerapan metode demonstrasi untuk mengarahkan siswa melaksanakan keterampilannya dalam hal mengamati, membuat langkah percobaan dan membuat kesimpulan dapat diperkuat dengan demonstrasi secara bergantian oleh para siswa, sedangkan metode diskusi saat pembuatan kesimpulan akhir dapat meluruskan kesalahan dalam pengerjaan LKS.
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan guru peneliti dan hasil analisa tes (kuis) diperoleh hal-hal sebagai berikut :
Keberhasilan Guru
a. Meskipun dengan peralatan sederhana, melalui model PembelajaranSTAD, guru melakukan sebuah demonstrasi yang dapat melatih keterampilan siswa untuk melakukan keterampilan dasar yakni sebuah pengamatan dengan indera penglihatan tentang terapung, melayang, dan tenggelam serta tekanan udara.
b. Demonstrasi secara bergantian dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah akan ketersediaan alat dan bahan yang minimalis. Keterampilan psikomotor dapat lebih ditingkatkan dengan demonstrasi secara bergantian daripada hanya mengamati dan menuliskannya dalam LKS
c. Metode yang digunakan tepat meskipun belum maksimal karena belum semua siswa dapat terlibat melaksanakan keterampilan psikomotor secara langsung.
d. Secara keseluruhan siswa kelasVIII.B ketuntasan belajarnya telah mencapai 87,50 % (dari 32 siswa, yang tuntas telah mencapai 28 siswa). Jika dilihat dari kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan ≥75%, maka pada siklus II ini dianggap telah tuntas.
Berdasarkan hasil pengamatan dari dua siklus yang telah guru peneliti laksanakan, Model STAD yang dipadu dengan demonstrasi dan diskusi kelompok dapat meningkatkan keaktifan belajar pada siswa kelas VIII.B dan juga meningkatkan hasil belajarnya.Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I 70,06 dan pada siklus II 75,40 , berarti ada peningkatan nilai rata-rata sebesar 5,35. Siswa yang tuntas belajar pada siklus I ada 21 orang sedangkan pada siklus II ada 28 orang berarti ada peningkatan sebanyak 7 orang ( 21,87 %). Kriteria keberhasilan pada penelitian ini adalah siswa dikatakan tuntas jika nilai post tesnya (kuis) telah mencapai KKM yaitu 60 dan seluruh siswa kelas VIII.B dikatakan tuntas bila jumlah siswa yang telah mencapai atau melebihi KKM ≥ 75%. Dari data hasil tes pada siklus I siswa yang mencapai atau melebihi KKM sebesar 65,63% (belum tuntas) sedangkan pada siklus II siswa yang telah mencapai atau melebihi KKM sebesar 87,50% sehingga terjadi peningkatan sebesar 21,87%.Dengan demikian pembelajaran secara klasikal dinyatakan tuntas, meskipun secara individu masih ada 4 orang siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian yang kami lakukan ternyata penyampaian proses pembelajaran dengan menggunakan model STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari prosentase siswa yang mencapai/melebihi KKM pada siklus I 65,63 % sedangkan pada siklus II 87,50 % sehingga peningkatannya sebesar 21,87 %
2. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD, siswa termotivasi dalam belajar IPA, hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam belajar.

B. Saran

1. Semua guru IPA di SMP Negeri 1 Nanggung diharapkan dapat melakukan kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan Model STAD
2. Untuk meningkatkan motivasi dalam pembelajaran diupayakan semua siswa terlibat aktif.
3. Guru dalam memberikan proses pembelajaran diupayakan dapat menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak bosan.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Sri Rahayu Pudjiastuti, M.Pd, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: STKIP Press, 2006

Arikunto S, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2009

Depdikbud, Kurikulum Pendidikan Dasar, Jakarta: Depdikbud, 1993
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.Depdikbud, 1994

Muslich M, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas, Jakarta: Bumi Aksara, 2007

Nurkancana, Wayan dan Suhartana, Evaluasi Hasil Belajar, Surabaya: Usaha Nasional, 1992

Slavin, RE, Cooperative Learning. (Second Edition), Massachussetts: Allyn and Bacon Publishers, 1995

Ratmi, Ni Wayan, ”Implementasi Metode Demonstrasi dan Beberapa Media Belajar Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa Kelas III Semester II Tahun Pelajaran 2003/2004 di Sekolah Dasar Nomor 13 Sesatan Kecamatan Denpasar Selatan”, Skripsi: IKIP Negeri Singaraja, 2004. (tidak diterbitkan)

Wasis, Sugeng Yuli Irianto, Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII, Bandung: Depdiknas, 2008